Konsep Ekonomi Indonesia Salah Arah

Tuesday 16 Apr 2013, 6 : 04 pm
by
Surna Tjahja Dhahadiningrat

JAKARTA- Konsep ekonomi yang dikembangkan pemerintah Indonesia salah arah karena terlalu mengagungkan filosofi neoloberalisme.  

Padahal, salah satu hasil dari kebijakan yang keliru ini menyebabkan Indonesia semakin bergantung pada utang luar negeri dengan kecendrungan yang meningkat.

“Kekuasaan atau power dari negara-negara maju begitu dominannya sehingga negara berkembang lebih banyak menuruti apa kata mereka. Kita nggak bisa apa-apa. Kita tidak punya kekuatan melawan kepentingan asing ini,” ujar pengamat ekonomi  Surna Tjahja Dhahadiningrat disela-sela diskusi “Kedaulatan Rakyat dalam Politik Ekonomi Perubahan Iklim” di Jakarta, Selasa (16/4).

Menurut dia, campur tangan negara asing dalam menyusun konsep ekonomi Indonesia masih terjadi.  

“Tekanan AS dan negara-negara Eropa membuat kita nurut saja. Dan selalu kita bilang, konsepnya bagus, tanpa melihat inti dasarnya,” jelas dia.

Padahal kata dia, semua dampak negatif perekonomian yang terjadi saat ini buah dari ekonomi kapitalisme. Misalnya, terjadinya keterpinggiran sosial.

“Di Indonesia, pertumbuhan kelas menengah meningkat, konsumsi juga meningkat, tetapi gini rasio juga meningkat. Kapitalisme global menciptakan ekonomi kapitalisme kriminal global. Ini yang menghancurkan,” jelas dia.

Dia menegaskan, ekonomi Indonesia saat ini dikuasai oleh segelintir pengusaha. Pengaruh pengusaha ini sangat dominan dalam mendesain kebijakan ekonomi.

“Orang yang punya duit inilah yang merancang dan mengatur kebijakan ekonomi Indonesia,” kata dia.

Sementara rakyat kata dia semakin terpinggirkan.  

“Kapitalisme global juga melahirkan kemiskinan yang terus meningkat setiap tahun,” imbuh dia. 

Karena itu, dia berharap agar pemerintah mengubah paradigma dasar dalam menyusun kebijakan ekonominya.

Pasalnya, konsep ekonomi yang ada justru menimbulkan permasalahan dunia yang sangat menakutkan ini.

”Saya kira, konsep neokapitalisme ini melanggar kaidah keadilan sosial. Apa yang dilakukan oleh jaringan kapitalisme global adalah menghancurkan potensi sumber daya, termasuk yang ada di Indonesia,” jelas dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Presiden Bagikan BLT Rp 300 Ribu dan BMK Rp1,2 Juta di Pasar Angso Duo Jambi

JAMBI-Presiden Joko Widodo memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Minyak Goreng

Dorong Hak Angket Guna Bendung TKA Cina Ilegal

JAKARTA-Masalah tenaga kerja asing (TKA) terutama asal Cina baik yang