Launching Program ‘Kita Tani Muda’ Semarang, Puan Beri 3 Pesan untuk Petani Milenial

Sabtu 13 Jan 2024, 4 : 35 pm
by
Ketua DPR RI Puan Maharani meresmikan rice mill (penggilingan padi) dan program bisnis petani milenial yang diberi nama ‘Kita Tani Muda’ di Kota Semarang, Jawa Tengah.

Pesan selanjutnya yang disampaikan Puan adalah mengenai kesejahteraan petani.

Untuk meningkatkan produk pangan, ia menilai kesejahteraan petani menjadi salah satu unsur utama.

“Hal yang di tengah yang penting tentang pangan adalah kita ingin petani sejahtera. Setuju tidak? Kan kalau pangannya melimpah tapi petani tidak sejahtera kan tidak pantas. Jadi kita harus memikirkan tentang bantuan subsidi kepada petani, dan harga beli gabahnya di tingkat petaninya juga harus bagus,” papar Puan.

Oleh karenanya, mantan Menko PMK itu bersyukur dengan diresmikannya Rice Mill Unit (RMU) di Kelurahan Puwosari, Mijen.

Puan mengatakan penggilingan padi di tengah area sawah akan sangat berguna bagi para petani, apalagi RMU ini dapat menampung 10 ton gabah kering dan per harinya bisa mengolah 5 ton.

“Sumber gabah kering dibeli dari petani oleh Badan Usaha Milik Petani (BUMP). Selain itu diperkirakan ada 6 kelompok tani yang bisa makin terbantu dengan adanya RMU ini. Itu sekitar 300 orang petani,” jelas mantan Menko PMK itu.

Puan kemudian menjelaskan hal penting ke-3 dalam pangan.

Hal penting nomor 3 itu adalah inovasi.

“Hal ke-3 yang penting ketika bicara pangan Indonesia adalah inovasi, inovasi, inovasi,” tegas Puan.

“Jika kita ingin produksi pangan meningkat dan petani sejahtera, maka diperlukan inovasi, diperlukan terobosan,” sambungnya.

Untuk itu, Puan mengapresiasi program Kita Tani Muda.

Ia yakin program ini akan memunculkan wirausaha muda baru yang berbasis inovasi pertanian.

“Saya minta sebagai inkubasi bisnis supaya Program Kita Tani Muda di Kota Semarang ini bisa menjadi pionir inovasi sektor pertanian. Tidak hanya untuk Kota Semarang tapi juga untuk Indonesia,” harap Puan.

“Program ini juga harus sudah menyentuh dan memaksimalkan penggunaan tekonologi pertanian yang sudah banyak digunakan di negara-negara lain. Ingat yang tadi ada 3. Tiga hal penting yang perlu menjadi perhatian kita semua untuk pangan Indonesia,” lanjutnya.

Dalam kesempatan tersebut, Puan turut berdialog dengan anak-anak muda yang memilih menjadi petani hidroponik.

Salah satunya adalah Sandi, pemilik Buana Farm yang merupakan usaha pertanian hidroponik yang sudah cukup maju.

“Mas Sandi, ceritakan gimana sih kok bisa kamu sugih (kaya),” tanya Puan.

Sandi yang masih berusia 28 tahun itu kemudian bercerita awalnya ia bekerja pada sektor konstruksi di Jakarta, tepatnya di Jaya konstruksi.

Ia mengaku sebenarnya menyukai pertanian, namun tidak mau kotor-kotoran.

Akhirnya pada tahun 2019, Sandi memutuskan membuat usaha pertanian hidroponik bermodalkan Rp 2 juta yang bisa membuat 500 lubang tanam di ruangan 4×2 meter.

Komentar

Your email address will not be published.

Don't Miss

Laba Bersih CSRA Naik Jadi Rp41,38 Miliar

JAKARTA- PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) sepanjang Kuartal I-2021

Menteri Susi: Ekspor Naik, Ikan Kita Sekarang Diterima di 147 Negara

“Setelah diperbaiki data pelaporan kegiatan perikanan LKPP tahun 2017-2018, ada