Lebaran Raya Islam dan Ulah Teroris

Friday 8 Jul 2016, 1 : 36 am
by
Vaksin Covid19 dan Fiskal Kita
Ketua Badan Anggaran DPR RI MH Said Abdullah

Dari perspektif psikologi agama, pastilah pelaku bom bunuh diri itu sebentuk pribadi yang tanggung memaknai agama, Tuhan, dan dirinya.

Oleh sebab itu, teroris adalah serumpun skizofrenia yang mengalami gangguan berat pada otak yang menafsir realitas dengan abnormal, tidak seperti orang pada umumnya, halusinatif dan paranoid. Ia juga sebentuk penyakit yang harus disembuhkan antara lain dengan cara melawannya bila tidak bersedia diobati, karena species ini menular dan sulit disembuhkan.

Bila terorisme ini sebentuk kejahatan, sesungguhnya ia tidak bisa dibasmi tuntas sampai ke akar-akarnya. Sebab, kejahatan lahir sebagaimana halnya kebaikan. Keduanya ada sepanjang umur manusia. Namun, manusia lain yang tidak sedang dalam kondisi paranoid yang asik berhalusinasi, berkewajiban untuk mendidik teroris, setidak-tidaknya bersatu untuk membuatnya mengerti dengan cara melawan. Sebab tentang terorisme ini, nenek bilang, “Itu berbahaya!”

Di ujung ramadan dan di awal kemenangan yang ditandai dengan Lebaran Raya (Idul Fitri) ini, situasi damai tercemari oleh aksi individu atau yang mewakili kelompok penganut anarkisme baik di Solo maupun di Arab. Satu cedera di Surakarta, lima orang lainnya meninggal di Arab dan dua terluka pada bom yang meledak di tiga tempat (Madinah, Qatif dan Jeddah).

Boleh jadi, meski berselang satu hari, tanggal 4 Juli 2016 di Arab dan 5 Juli 2016 di Surakarta, dua kejadian ini dilakukan oleh kelompok yang sealiran atau sama sekali tidak sehaluan. Tetapi bentuknya, pasti sama, terorisme. Lalu, apa cita-cita kelompok terorisme ini, diantara kita hanya menduga-duga yang bisa saja rasional atau sama sekali irasional, yang dua-duanya belum tentu benar sebagai alasan mengapa harus mengebom.

Ketidakbenaran ini bukan hanya pada konteks prilaku yang merusak, tetapi teroris berusaha sekuat tenaga untuk menandingi Tuhan. Sebab, Tuhan mencintai kedamaian. Bila ada makhluk yang membenci kedamaian, sesungguhnya ia sedang melawan Tuhan.

Say No to Terorrism

Terorisme merupakan tindakan kriminal, musuh yang menyerang kedaulatan negara dan keamanan masyarakat. Seluruh komponen bangsa harus terpanggil dalam upaya pencegahan terorisme. Ia merupakan musuh semua agama karena tidak ada satupun agama yang mengajarkan kekerasan dan kebrutalan. Terorisme, tidak ada kaitannya dengan agama tertentu. Begitu pula, terorisme musuh semua negara yang ingin mendambakan perdamaian dan ketertiban global.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Tambah Kepemilikan di PEHA, Komisaris Beli Saham Seharga Rp1.000 Per Lembar

JAKARTA-PT Phapros Tbk (PEHA) mengumumkan bahwa komisaris perseroan, Masrizal A

DPR Tunggu Penjelasan Presiden Soal Archandra

JAKARTA-DPR belum mengambil sikap terhadap pemerintah terkait kewarganegaraan ganda Archandra