Pengembangan kapasitas terhadap penyuluh pertanian, tak luput menjadi concern DKPP Surabaya.
Para penyuluh pertanian turut diberikan pembekalan pengembangan kapasitas penyuluh melalui Bimtek dan sertifikasi. Juga, pemberian pelatihan teknis budidaya dan penanggulangan hama.
“Selain itu kami juga memberikan pelatihan keterampilan khusus kepada mereka, seperti teknik komunikasi efektif dan penggunaan media sosial untuk meningkatkan kualitas SDM di bidang pertanian,” tuturnya.
Di tahun 2023, Antiek menjabarkan, bahwa DKPP Surabaya telah memberikan berbagai bantuan sarana dan prasarana pertanian.
Di antaranya, benih padi Inpati 46 (20 Kg), benih unggul cabe rawit (121 Pack), benih tomat (2 pack), benih melon (26 pack), benih blewah (2 pack), benih umbi bawang merah (390 Kg) pupuk organik (310 kantong), hingga Insektisida (18 botol).
Di samping itu, ada pula sarana dan prasarana pertanian lain yang diberikan oleh DKPP di tahun 2023.
Di antaranya, mulsa (20 unit), terpal (7 unit), jaring (72 unit), paket sarana hidroponik serta paket sarana Tasapot.
“Produksi padi di Kota Surabaya pada tahun 2023 mencapai 7.150,97 ton gabah kering panen atau setara dengan 3.938,04 ton beras,” tambahnya.
Menurut Antiek, hasil produksi pertanian yang dikelola keluarga miskin (Gamis) melalui program padat karya, penjualannya dilakukan lewat pasar atau sentra pasar kuliner terdekat.
Kemudian juga dilakukan melalui media sosial kepada warga sekitar.
“Sedangkan untuk hasil produksi petani, dijual langsung kepada pengepul,” tegasnya.
Namun, kata dia, beberapa Poktan di Surabaya telah berhasil menjual langsung hasil pertanian kepada konsumen.
Yakni, dengan mengolah gabah kering menjadi beras dengan cara memanfaatkan mesin seleb atau rice milling yang dipinjam pakaikan oleh DKPP.
“Beberapa kelompok tani itu adalah Kelompok Tani Bahari Karya (Kecamatan Sukolilo), Benteng Samudra (Kecamatan Bulak), dan Sri Sedono (Kecamatan Lakarsantri),” ungkap dia.