Pemprov NTT Monitoring Program INOVASI Memakai Bahasa Ibu di Sumba

Saturday 26 Mar 2022, 1 : 46 pm
by
Tim Monitoring dari Biro Pemerintahan dan Kerja Sama Pemprov NTT melakukan dialog dengan pemangku kepentingan bidang Pendidikan di Pulau Sumba, Kamis, 24 Maret 2022. Tingkat literasi dan numerasi pada kelas awal pada Sebagian besar sekolah dasar di pulau Sumba masih tergolong rendah. (Foto/Ira)

SUMBA-Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (Pemprov NTT) berharap Lembaga Inovasi Untuk Anak Indonesia (INOVASI) tetap melakukan pendampingan pada kelas awal dengan pengantar bahasa ibu pada sekolah-sekolah binaan di Pulau Sumba.

Biro Pemerintahan dan Kerja Sama Pemprov NTT berharap pendampingan terhadap guru-guru kelas awal pada berbagai sekolah dasar di Pulau Sumba dengan memakai pendekatan bahasa ibu sebagai pengantar dalam kelas untuk meningkatkan kemampuan siswa di bidang baca-tulis-hitung (literasi dan numerasi), terus dilanjutkan karena manfaat besar yang telah diperoleh selama ini.

Demikian antara lain dikatakan oleh Maria C.Sandra Lopez, Analis Kebijakan Ahli Muda Pemprov NTT, Ketika melakukan kunjungan dan pengawasan ke Kabupaten Sumba Barat, Sumba Barat Daya dan Kabupaten Sumba Tengah, pada Kamis (24/3/2022).

“Kunjungan ini dalam rangka pemantauan implementasi Program INOVASI di Pulau Sumba. Kami sudah melakukan analisa dan mendengar sendiri kesaksian para guru di lapangan bahwa pendekatan dengan memakai bahasa ibu yang selama ini dilakukan INOVASI telah meningkatkan kemampaun literasi dan numerasi pada kelas awal sekolah dasar di pulau ini,” kata Maria.

Dalam studi Analytical and Capacity Development Partnership (ACDP) yang dilakukan Pusat Penelitian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud pada tahun 2016 ketika program INOVASI akan dilaksanakan di Pulau Sumba, ditemukan sebanyak 30 persen siswa kelas 2 SD di seluruh daratan Sumba mengalami kesulitan membaca dan berhitung.

Sebab itu angka mengulang pada kelas awal, terutama kelas 2, cukup tinggi yakni 28 persen.

Fakta lain menyebutkan bahwa anak-anak masih sukar memakai Bahasa Indonesia, namun Ketika diminta menjawab pertanyaan dalam Bahasa ibu/daerah 75 persen anak mampu menjawab lebih dari 50 persen pertanyaan yang diajukan.

Selain ACDP, Survei Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran Indonesia (SIPPI) menunjukkan hal yang memperkuat penelitian ACDP.

Berdasarkan hasil SIPPI, ada tiga hal penting yang menjadi dasar implementasi program INOVASI di Sumba yakni; pertama, lebih dari 80 persen siswa kelas 2 tidak lulus tes dasar pengenalan huruf, tes membaca suku kata dan tes membaca kata.

Kedua, hanya 2 dari 5 guru (43 persen) yang mengajar di Sumba menggunakan metode pengajaran yang mendukung proses belajar yang efektif.

Ketiga, dalam unit satuan Kegiatan Belajar Mengajar, hanya 42 persen yang digunakan sebagai proses pembelajaran yang efektif.

Satu KBM adalah waktu mengajar guru dalam tempo 35 menit.

“Lembaga Inovasi sudah bisa mengatasi hambatan pembelajaran di kelas bawah dengan melakukan pendampingan terhadap guru dan menjadikan beberapa sekolah sebagai percontohan dalam memakai Bahasa Ibu sebagai pengantar di dalam kelas,” kata Maria.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Kabupaten Sumba Tengah, Bernardus B. Gela, S.IP., M. AP., mengakui kehadiran INOVASI di Sumba Tengah telah memberi harapan baru kepada sekolah-sekolah, karena menemukan jalan keluar bagi peningkatan kemampuan membaca siswa kelas awal di seluruh SD di sana.

“Pemerintah daerah menjalin kemitraan dengan INOVASI dalam hal pendampingan karena kami melihat hasil positif yang dicapai. Sebab itu dalam tahun 2021 kami telah menyiapkan anggaran pelatihan dan pemberdayaan untuk keperluan ini,” ungkapnya.

Menurut Kepala Bidang Sekolah Dasar Sumba Tengah, Magdalena Kalli, S. Pd.SD., INOVASI telah mengjangkau sekolah-sekolah baik di ibukota kabupaten maupun di pedalaman dengan melakukan penguatan kapasitas guru melalui Pendidikan dan Pelatihan (diklat) yang difasilitasi oleh Fasilitator Daerah (Fasda) yang telah dilatih oleh INOVASI.

“Para Fasda yang difasilitasi oleh INOVASI ini adalah guru-guru di Sumba Tengah. Nanti Ketika program INOVASI sudah selesai di sini, kami sudah memiliki para Fasda yang ahli di bidangnya. Merekalah yang akan meneruskan metode mengajar dan ilmunya kepada guru dan sekolah yang lain,” kata dia.

Selama ini, kata Magdalena, INOVASI sangat membantu dalam meningkatkan kapasitas mengajar guru melalui pelatihan-pelatihan dalam Kelompok Kerja Guru (KKG).

Para guru tidak saja mempelajari teori tetapi langsung melakukan praktik mengajar, beberapa menjadi pendamping yang langsung elakukan koreksi jika melakukan kesalahan.

“Sudah ada format yang dibentuk untuk melihat seperti apa pencapaian literasi dan numerasi setiap siswa,” kata Magdalena ketika menjawab pertanyaan yang diberikan oleh tim Sekretariat Daerah Provinsi NTT.

Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbang) Kabupaten Sumba Barat, Titus Diaz Liurai, S.Sos.,MM., menyambut gembira kedatangan Tim Monitoring dari provinsi, sebab bisa melihat secara langsung pendampingan yang sudah dilakukan oleh Inovasi.

Ia berharap Tim Monitoring tidak hanya memantau di kantor, tetapi bisa sampai ke kelompok sasaran yaitu turun ke sekolah-sekolah.

Menurut Yehuda Malorung, S. Pd., Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Barat, INOVASI telah mengisi ruang-ruang yang belum ditangani oleh pemerintah daerah.

Lembaga ini menurut dia, tidak datang dengan wacana besar yang sukar dikerjakan, namun memberikan pendekatan pengajaran yang sederhana dengan memakai bahasa daerah untuk kelas awal di sekolah.

“Pemda juga berterima kasih kepada INOVASI mengenai pendidikan karakter. Pendidikan karakter telah menjadi kebutuhan nasional, tetapi pihak nasional tidak memberikan penguatan kepada kami di daerah. INOVASI menguatkan kami mengenai kebutuhan nasional ini. Kami dibantu membangun kerjasa sama yang baik dengan Sekolah Abdi Kasih Bangsa (SAKB) di Kupang mengenai Penguatan Pendidikan Karakter di Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar, INOVASI juga memberi kesempatan guru-guru dari sekolah pilot untuk melakukan magang di SAKB” ungkap Yehuda.

Sementara itu Kepala Bidang PMM dan Sosbud, Balitbangda Sumba Barat, Raymond L.K.Dena, menjelaskan bahwa dalam kegiatan penyusunan RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah), INOVASI terlibat dalam memetakan indikator khusus urusan pendidikan.

Menurut Raymond hal ini adalah bentuk sinergi antara Pemda Sumba Barat dan INOVASI.

“INOVASI tidak membawa masalah baru untuk diselesaikan di sini, tetapi melihat masalah yang ada di daerah dan mengatasinya,” kata dia.

Musmualim, Tenaga Ahli Kebijakan Pemerintah Daerah pada INOVASI mengakui keberadaan INOVASI di NTT telah berhasil memberikan efek positif terhadap komitmen pemerintah daerah dalam menentukan kebijakan untuk keberlanjutan.

NTT menjadi yang terdepan dalam aspek komitmen keberlanjutan program yang didukung oleh alokasi APBD untuk replikasi.

Hal ini menjadi bukti bahwa apa yang dikerjakan oleh INOVASI dianggap berhasil oleh daerah.

Hironimus Sugi, Manager INOVASI Provinsi NTT mengatakan, Ketika akan masuk ke NTT telah dilakukan sebuah studi mendalam tentang situasi pendidikan dasar di Pulau Sumba.

Temuan itu menurutnya telah menggugah pemerintah dari empat kabupaten di Sumba untuk banyak berbenah.

“Tingkat literasi dan numerasi sangat rendah. Cara mengajar para guru juga demikian. Ketika persoalan ini kami bicarakan di tingkat provinsi, gubernur langsung mau menandatangani dokumen kesepakatan kerja sama,” kata dia.

Hironimus berharap semua program terus dilanjutkan Pemda Ketika program Inovasi berakhir di Sumba. (Ira Lodang/Lex)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

KWI Adakan Joyful Run Dalam Rangka Indonesian Youth Day 2023

JAKARTA- Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menyelenggarakan event lari Joyful Run

Demi Industri Baja Nasional, Perlu Ada UU Pembatasan Impor

JAKARTA-Perusahaan baja nasional, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk mengusulkan perlunya