JAKARTA-Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan jumlah penduduk miskin di Indonesia pada September 2015 mencapai 28,51 juta orang (11,13 %).
Dengan kata lain berkurang sebesar 0,08 juta orang dibandingkan dengan kondisi Maret 2015 yang sebesar 28,59 juta orang (11,22 %).
Lebih jauh BPS membeberkan penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2015 sebesar 8,29 %, turun menjadi 8,22 % pada September 2015.
Sementara jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan turun dari 14,21 % pada Maret 2015 menjadi 14,09 % pada September 2015.
Selama periode Maret 2015–September 2015, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun sebanyak 0,03 juta orang (dari 10,65 juta orang pada Maret 2015 menjadi 10,62 juta orang pada September 2015).
Sementara di daerah perdesaan turun sebanyak 0,05 juta orang (dari 17,94 juta orang pada Maret 2015 menjadi 17,89 juta orang pada September 2015).
Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan).
Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan pada September 2015 tercatat sebesar 73,07 %, kondisi ini tidak jauh berbeda dengan kondisi Maret 2015 yaitu sebesar 73,23 %.
Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan relatif sama dengan di perdesaan, diantaranya adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging ayam ras, mie instan, gula pasir, tempe dan tahu.
Sedangkan, untuk komoditi bukan makanan diantaranya adalah biaya perumahan, bensin, listrik, pendidikan, dan perlengkapan mandi.
Pada periode Maret 2015–September 2015, baik Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) cenderung mengalami penurunan.**aec