Ia menyontohkan Korea Selatan sebagai negara investor yang khawatir dengan keberlanjutan investasi di China.
“Ini menjadi masalah bagi investor Korsel ketika harus mengekspor ke Amerika. Karena mereka buat pabriknya di China. Ada kekhawatiran jangka menengah panjang investor Korea Selatan kalau terus mengalirkan uangnya ke China,” tambahnya.
Meski demikian, Eko mengingatkan pada akhirnya investor yang telah masuk di Indonesia juga akan melihat kenyataan lapangan.
Oleh sebab itu, Eko menyarankan agar ada upaya untuk membuat investor betah di Indonesia.
“Tentu saja dipoles dengan data-data makro yang relatif kita tahan krisis itu bagus, tapi pada akhirnya kondisi nyata di lapangan yang menentukan,” pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan situasi ekonomi tahun depan akan semakin sulit akibat ancaman resesi global.
Ekonomi global dibayangi berbagai persoalan, seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi yang anjlok, krisis fiskal, energi dan pangan.
Oleh karena itu, Jokowi meminta agar jangan sampai ada yang mempersulit usaha pemerintah dalam menarik investor dan mengejar target realisasi investasi.
“Saya enggak mau dengar lagi ada yang mempersulit, baik di pusat ataupun di daerah. Baik di pusat, provinsi, kabupaten, dan kota,” tuturnya.
Sementara itu, Ekonom Universitas Gajah Mada, Fahmy Radhi optimis bahwa pemerintah Indonesia mampu meraih komitmen investasi baik bilateral maupun multilateral.