Penyaluran Kredit Triwulan I-2020 Diprakirakan Lebih Ketat

Thursday 16 Jan 2020, 4 : 51 pm
by
Penurunan PMI-BI tersebut sejalan dengan kegiatan sektor Industri Pengolahan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang sedikit terkontraksi di tengah kebijakan pembatasan mobilitas pada triwulan III 2021
Ilustrasi

JAKARTA-Survei Perbankan Bank Indonesia (BI) mengindikasikan pertumbuhan triwulanan kredit baru meningkat pada triwulan IV-2019 dan diprakirakan melambat pada triwulan I-2020.

Perkembangan tersebut tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) permintaan kredit baru pada triwulan IV-2019 sebesar 70,6%, lebih tinggi dibandingkan 68,3% pada triwulan sebelumnya namun lebih rendah dari 71,7% pada triwulan IV-2018.

“Berdasarkan jenis penggunaan, meningkatnya permintaan kredit baru bersumber dari kredit investasi dan kredit konsumsi,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Onny Widjanarko di Jakarta, Kamis (16/1).

Menurutnya, pada triwulan I-2020 kredit baru diprakirakan tumbuh melambat. Perlambatan dimaksud ditengarai sejalan dengan masih melambatnya aktivitas perekonomian.

“Sejalan dengan prakiraan melambatnya pertumbuhan kredit baru, kebijakan penyaluran kredit pada triwulan I-2020 diprakirakan lebih ketat, terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) sebesar 12,8%, lebih tinggi dibandingkan 10,6% pada triwulan sebelumnya,” tuturnya.

Dijelaskannya, pengetatan standar penyaluran kredit terutama akan dilakukan untuk jenis kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit UMKM, dengan aspek kebijakan penyaluran kredit yang akan diperketat yaitu jangka waktu kredit dan persyaratan administrasi.

Hasil survei mengindikasikan responden tetap optimis terhadap pertumbuhan kredit untuk keseluruhan tahun 2020.

Responden memprakirakan pertumbuhan kredit pada 2020 sebesar 9,4% (yoy).

“Optimisme tersebut antara lain didorong oleh ekspektasi responden bahwa risiko penyaluran kredit dan rasio kecukupan modal yang relatif terjaga,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Rupiah Tertekan Jatuhnya Harga Komoditi Internasional

JAKARTA- Analis valas PT Harvest Futures International, Tonny Mariano mengatakan

Perjanjian WTO & FTA Perlu Direview Untuk Kepentingan Rakyat

JAKARTA-Direktur Eksekutif Indonesia for Global Justice (IGJ), Rachmi Hertanti mendesak