Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bertindak sebagai moderator bagi para pemimpin dunia tersebut.
Pada sesi akhir kegiatan, Presiden Biden menutup pertemuan PGII tersebut. PGII merupakan upaya kolaboratif oleh anggota G7 (Amerika Serikat, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada dan Prancis) yang diluncurkan pertama kali pada Juni 2021 pada KTT G7 ke-47 di Inggris.
Hal senada diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Segara Institute, Pieter Abdullah.
Menurutnya, komitmen pendanaan Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII) senilai US$600 miliar dollar, diharapkan bisa mempercepat proses transisi energi di indonesia.
Proyek energi terbarukan (EBT) yang terbengkalai maupun yang tengah berjalan, mendapatkan pendanaan yang cukup.
“Dengan adanya dana bantuan itu bisa mengejar, melakukan percepatan, shifting dari sumber energi dengan emisi karbon tinggi dengan sumber energi yang emisi karbonnya rendah. Kita bisa kejar target Net Zero Emission (NZE),“ ungkap Pieter.
SDA Melimpah
Dia mengatakan, sumber daya alam indonesia begitu melimpah, dan bisa menjadi sumber EBT. Salah satu yang pernah dikaji adalah Energi laut.
Dalam tulisan yang dibuat oleh Kementerian ESDM, Energi laut yang dihasilkan dari gerakan dan perbedaan suhu lapisan laut (samudera) merupakan sumber energi di perairan laut yang berupa energi pasang surut, energi gelombang, energi arus laut, dan energi perbedaan suhu lapisan laut.