Prioritaskan Sektor Energi Hijau Untuk Serap Hibah Dari PGII Senilai US$600 Miliar

Wednesday 16 Nov 2022, 8 : 32 pm
Presiden Joko Widodo bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto hadir dalam ASEAN Global Dialogue di Kamboja, Minggu (13/11/2022)/Foto: ekon.go.id

JAKARTA-Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII) memiliki komitmen selama 5 tahun ke depan akan menginvestasikan USD 600 miliar dalam bentuk pinjaman dan hibah untuk proyek infrastruktur berkelanjutan bagi negara berkembang.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal mengungkapkan Indonesia bisa memanfaatkan peluang tersebut untuk mendorong dan mempercepat transisi energi.

“Kalau ini yang dimaksudkan untuk membangun infrastruktur berkelanjutan saya harapkan juga ini berkaitan dengan infrastruktur-infrastruktur yang arahnya adalah mendorong transformasi ke yang lebih hijau, dari sisi energi misalnya,” kata Mohammad Faisal di Jakarta, Rabu (16/11/2022).

Faisal beralasan sektor energi hijau atau berkelanjutan membutuhkan biaya yang sangat besar.

Di sisi lain, Indonesia punya beragam sumber daya untuk energi hijau yang belum tergarap sebab masalah pendanaan.

“Kalau kita bicara infrastruktur energi terutama yang lebih hijau, problemnya memang selama ini dari pembiayaan atau kebutuhan investasinya besar. Jadi memang dibutuhkan tambahan investasi yang besar untuk Indonesia yang punya potensi energi hijau luas,” tambahnya.

Kendati energi hijau membutuhkan dana besar sebagai investasi awal, pasar dan konsumen energi tersebut juga cukup besar. Ketika infrastruktur energi berkelanjutan sudah terbentuk, maka ongkos operasional akan jadi lebih murah.

“Pasarnya juga besar. Tapi butuh dana awal yang tinggi. Karena sebetulnya kalau sudah ada infrastrukturnya, ongkos operasional lebih murah untuk pengunaan energi yang lebih hijau, misal solar panel, dibanding dengan yang konvensional, yang fossil fuel,” ungkapnya.

Oleh sebab itu, Faisal mendorong agar pemerintah bisa mengikat komitmen tersebut.

“Jadi arahnya seperti itu. Diharapkan bisa menjembatani kebutuhan tersebut. Jadi ini kalau memang ada komitmen ya memang perlu diikat, karena kita memang dari sisi kebutuhan investasi infrastruktur yang berkelanjutan itu memang besar,” pungkasnya.

Disela-sela Pertemuan Tingkat Tinggi Presidensi G20 Indonesia, telah diadakan pertemuan Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII), Selasa (15/11) di Bali.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

IHSG Berpotensi Menguat Hari Ini

JAKARTA-Indeks Harga Saham Gabung (IHSG) pada pembukaan perdagangan Senin (5/9)

Shop&Drive Gratiskan 11 Layanan Bagi Pemudik Lebaran

JAKARTA-Anak usaha Astra, Shop&Drive memanjakan layanan gratis para pemudik yang