Selain itu kondisi global dengan ketegangan global di timur tengah yang makin meluas, perang Rusia dan Ukraina belum berakhir serta ketegangan Tiongkok dan Amerika Serikat di Asia Timur juga akan menahan arus modal masuk ke Indonesia.
Dengan demikian, investor global akan lebih memilih di negara-negara konservatif, dengan kondisi ekonominya yang sudah stabil.
Kebijakan suku bunga tinggi yang diberlakukan oleh Amerika Serikat yang belum segera berakhir pastinya masih akan menyedot Dolar Amerika Serikat bertahan di kampungnya.
Jadi, wajar kalau Bank Dunia membuat proyeksi pertumbuhan ekonomi lebih rendah dari target APBN 2024.
Bank dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di level 4,9 persen, sementara asumsi makro di APBN 2024 sebesar 5,2 persen.
Saya kira investasi pada sektor pangan dan energi hijau menjanjikan imbal hasil yang baik.
Apalagi kedua sektor itu didukung penuh oleh kebijakan, seperti insentif perpajakan, bea masuk, dan kemudahan kemudahan lainnya seperti perizinan.
Dan saya kira siapapun yang nanti terpilih meneruskan pemerintahan berikutnya, baik dari 01, 02, dan 03, dua sektor itu niscaya akan diperkuat sebagai fokus kebijakan kedepan.
Akhirnya saya pikir berat dan berat target investasi di tahun politik ini.
Penulis adalah Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Ketua DPP PDI Perjuangan di Jakarta