Realisasi Rights Issue BBNI Rp11 Triliun Masih Tunggu Kondisi Market

Wednesday 2 Feb 2022, 11 : 29 pm
by
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

JAKARTA-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mengaku bahwa sejauh ini perseroan masih memperhatikan dinamika kondisi pasar modal, sebelum merealisasikan rencana Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PM-HMETD) alias rights issue sebesar Rp11 triliun.

Hal tersebut disampaikan oleh Corporate Secretary BBNI, Mucharom seperti dikutip Rabu (2/2), saat merespons pertanyaan Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait informasi yang menyebutkan bahwa bank pelat merah ini akan melakukan rights issue sebesar Rp11 triliun.

Dia mengatakan, rencana rights issue pada tahun ini bertujuan untuk memperkuat permodalan dalam upaya mendorong ekspansi bisnis, serta penguatan fundamental perusahaan di tengah pemulihan ekonomi.

Rencana penambahan modal ini tertuang dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) BBNI yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Terkait waktu pelaksanaan, akan diputuskan kemudian dengan memperhatikan kondisi capital market di 2022. Adapun saat ini perseroan terus melakukan komunikasi intensif dengan Pemegang Saham Pengendali (PSP) perseroan, yaitu negara Republik Indonesia melalui Kementerian BUMN,” papar Mucharom.

Selain itu, lanjut Mucharom, BBNI telah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I pada 11 Juli 2017 yang akan jatuh tempo pada 11 Juli 2022.

“Sehubungan dengan hal tersebut, BNI menilai perlu untuk melakukan pembiayaan kembali atas Efek yang akan jatuh tempo,” ucapnya.

Menurut dia, hal tersebut merupakan upaya untuk tetap memiliki benchmark rate dalam valuasi terhadap creditworthiness BBNI di pasar modal melalui surat utang berdenominasi rupiah.

Selain itu, untuk mendukung kebijakan OJK dalam merealisasikan keuangan berkelanjutan yang dituangkan di dalam Roadmap Keuangan Berkelanjutan Tahap II (2021-2025), BBNI memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Bersifat Utang Berwawasan Lingkungan.

“Rencana ini telah kami masukkan ke dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) 2022. Adapun terkait waktu pelaksanaan akan memperhatikan kondisi pasar dan setelah mendapatkan izin dari regulator,” ucap Mucharom.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Cadev Akhir November 2014 Sebesar US$111,1 Miliar

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia akhir

PPP: Ahok-Djarot Banyak Mengusung Nilai-nilai Islami

JAKARTA-Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pimpinan Djan Faridz mendukung pasangan Basuki