Reshuffle Kabinet Lebih Dominan Kepentingan Politik

Thursday 5 Nov 2015, 5 : 53 pm

JAKARTA-Wacana reshuffe jilid II terus berhembus kencang.

Namun lagi-lagi reshuffle dianggap tak memiliki indikator yang jelas.

Karena tidak ada perombakan kabinet yang berbasis kinerja.

“Selama ini tidak ada reshuffle yang berbasis kinerja. Justru lebih dominan karena kepentingan politik tertentu,” kata pengamat politik Agung Suprio dalam diskusi bertema “Reshuffle Kabinet Untuk Siapa” di Jakarta, Kamis (5/11/2015).

Salah satu contohnya, kata Agung, Menko Pembedayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) kenapa Puan Maharani dan Yudhi Chrisnandi dipertahankan.

Lalu Andrinov Chaniago selaku Kepala Bappenas dilengserkan

“Apakah betul karena Andrinov menolak proyek KA cepat Jakarta-Bandung, lalu dilengserkan. Itukan cuma spekulasi saja,” tambahnya.

Menurut pengajar FISIP UI, ada sejumlah alasan mengapa Presiden Jokowi melakukan reshuffle.

Pertama-karena dibenci oleh parpol pendukung utama yakni PDIP,

Kedua, kinerja lemah dan ketiga-miskomunikasi dan koordinasi.

Agung memprediksi kesalahan komunikasi di antara menteri kabinet akan kembali menjadi pemicu reshuffle kabinet jilid dua oleh Presiden Joko Widodo selain faktor masuknya Partai Amanat Nasional (PAN) menjadi partai pendukung pemerintah.

“Tidak dapat dipungkiri bahwa persoalan miskomunikasi akan kembali terulang meski dengan akar persoalan yang berbeda,” paparnya.

Pada reshuffle Jilid I, lanjutnya, muncul persoalan komunikasi terkait kewenangan antara Wapres Jusuf Kalla dengan Kepala Staf Kepresidenan Luhut Panjaitan.

Sedangkan persoalan yang muncul kali ini juga sama, tapi akarnya berbeda. Persoalan komunikasi yang muncul kali ini adalah antara Wapres Jusuf Kalla dengan Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli, terutama terkait masalah pengadaan listrik 3.500 MW.

Persoalan itu berlanjut dengan masalah koordinasi di antara para menteri di bawahnya.

“Persoalan antara Wapres Jusuf Kalla dengan Luhut belum selesai muncul lagi persoalan antara JK dan Rizal Ramli serta antara Rizal Ramli dengan Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral yang mengindikasikan akan ada reshuffle Jilid II,” ujarnya dalam diskusi bertema “Reshuffle Kabinet Untuk Siapa” di Gedung DPR.

Selain Agung, turut menjadi pembicara Wakil Ketua Komisi II DPR Ahmad Riza Patria.

Sedangkan terkait bergabungnya, PAN menjadi partai pendukung pemerintah, Agung menilai hal itu satu keniscayaan mengingat konstelasi politik yang ada saat ini.

“PAN masuk ke kabinet akan jadi faktor reshuffle,” ujarnya.

Dengan masuknya partai itu akan memiliki konsekuensi tergesernya sejumlah mentri yang dinilai tidak berkinerja baik selain.

Begitu juga dengan mentri yang tidak mendapat dukungan dari partai pendukung pemerintah seperti Menneg BUMN Rini Soemarno.

Rini dinilai gagal menjembatani antara kepentingan Presiden Jokowi dengan PDIP seperti halnya Menseskab Andi Wijayanto sebelumnya yang akhirnya digeser. **

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

RUPST Mandiri Bagikan Dividen Senilai Rp11,2 Triliun

JAKARTA-Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2018 Bank

LPS Lanjutkan Penjualan Bank Mutiara di 2014

JAKARTA-Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengaku akan tetap menawarkan penjualan Bank