Sektor Industri Tetap Tumbuh di Tengah Himpitan

Friday 1 Sep 2023, 8 : 39 am
Ilustrasi

JAKARTA-Industri pengolahan terus tumbuh di tengah berbagai himpitan.

Hal ini tampak pada pertumbuhan industri pengolahan yang tumbuh 4,88 persen (yoy) pada triwulan II tahun 2023 dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17 persen (yoy), meskipun di tengah perlambatan perekonomian global dan penurunan harga komoditas ekspor unggulan.

Kinerja industri pengolahan ini juga tercermin juga pada Prompt Manufacturing Index (PMI) Bank Indonesia triwulan II 2023 yang menunjukkan ekspansi sebesar 52,39 persen, lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya yaitu 50,75 persen.

Kinerja ini terus terjaga hingga periode bulan Agustus 2023.

“Kondisi industri pengolahan Indonesia tetap solid. Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Agustus 2023 mencapai 53,22 tetap ekspansi meskipun melambat 0,09 poin dibandingkan Juli 2023,” kata Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Febri Hendri Antoni Arif, menyampaikan saat rilis IKI Agustus 2023 di Jakarta, Kamis (31/8).

Secara umum kepercayaan industri pada bulan Agustus 2023 terlihat stabil terhadap bulan sebelumnya.

Artinya, semua subsektor tidak ada perubahan status ekpansinya.

Nilai IKI tertinggi masih pada industri kendaraan bermotor yaitu sebesar 63,31, lalu berturut-turut industri alat angkutan lainnya (61,64), industri minuman (59,53), dan industri mesin dan perlengkapan (59,06).

Menurut Febri, perlambatan nilai IKI perlu terus dipantau agar tidak berkelanjutan.

Pada Agustus ini, pelaku usaha yang menyatakan kondisi usahanya mengalami penurunan bertambah 1,7%, sedangkan yang menjawab kondisi usahanya meningkat hanya bertambah 0,8%.

Selanjutnya, tingkat pesismisme juga meningkat menjadi 9,19% dari 8,72%.

Sebaliknya tingkat optimisme menurun sejak Mei yaitu sebesar 66,21% menjadi 65,98% pada Agustus ini.

Meskipun demikian, mayoritas responden yang menjawab optimis menyampaikan keyakinannya akan kondisi pasar akan membaik dan kepercayaannya karena kebijakan pemerintah pusat yang lebih baik.

Selain itu tingkat pesimisme pelaku usaha selalu di bawah 10% selama lima periode terakhir.

Febri menambahkan, perlambatan yang terjadi dipengaruhi oleh penurunan nilai IKI di 12 subsektor industri.

Subsektor yang mengalami penurunan tertinggi adalah industri percetakan (-5,12), industri makanan (-4,42), peralatan listrik (-4,31), dan industri tekstil (-4,04).

Penurunan ini masih didominasi oleh adanya penurunan pesanan, baik domestik maupun luar negeri.

Di sisi lain, subsektor industri kertas pada periode Agustus 2023 mengalami kenaikan sangat signifikan sebesar 7,80 poin atau menjadi 58,65.

Apabila dilihat dari komponennya, hal ini dipengaruhi peningkatan semua komponen dengan peningkatan volume pesanan baru yang sangat signifikan, terutama dari pesanan dalam negeri.

Febri menjelaskan, pada bulan Agustus ini, terdapat tujuh subsektor dengan nilai IKI mengalami kontraksi dan memiliki kontribusi 17,32% pada share PDB industri pengolahan nonmigas triwulan II tahun 2023.

Meskipun demikian, kontribusi subsektor yang mengalami ekspansi masih cukup tinggi yaitu 82,7%.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

DPR Harus Kuat Agar Pemerintah Tak Korup

BATAM-Korupsi di Indonesia berlangsung secara TSM (terstruktur, sistimatis dan masif),

Bank Mandiri Layani Transaksi Finansial Perusahaan Alkes dan Laboratorium

JAKARTA-Bank Mandiri konsisten menggarap pengembangan sektor usaha unggulan yang memberikan