Tumbuh 17,82%, Menperin: Industri Otomotif Mampu Serap Banyak Tenaga Kerja

Wednesday 16 Feb 2022, 10 : 31 am
by
Ilustrasi

JAKARTA-Industri otomotif masih mampu menunjukkan geliatnya di tengah pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia.

Ini terlihat dari laju produktivitas industri yang tetap terjaga dalam memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan ekspor.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan, pertumbuhan sektor otomotif ini menjadi salah satu penopang utama pertumbuhan industri manufaktur dan ekonomi nasional sekaligus menyerap banyak tenaga kerja.

“Industri alat angkutan/otomotif ini tumbuh luar biasa pada tahun 2021 mencapai pertumbuhan dua digit yaitu 17,82 persen. Penyerapan tenaga kerjanya juga cukup tinggi, yang langsung maupun tidak langsung. Sekitar 1,5 juta tenaga kerja di sepanjang mata rantai nilai industri,” ujar Agus pada Peresmian Pencapaian Produksi Ekspor ke Dua Juta Unit Toyota dan Pelepasan Ekspor Perdana Fortuner ke Australia oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Selasa (15/02/2022).

Menperin mengungkapkan, saat ini industri otomotif nasional digawangi oleh sejumlah 21 perusahaan  dengan kapasitas produksi mencapai 2,35 juta unit per tahun.

Agus mengungkapkan, capaian ekspor mobil nasional ke Australia ini membuktikan bahwa industri otomotif Indonesia mampu menghasilkan produk dengan spesifikasi yang ketat.

“Sama dengan (ekspor ke) Jepang, ini membuktikan ketika kita bisa mengekspor produk kita ke Australia yang terkenal memiliki spesifikasi yang ketat, ini antara lain terkait dengan spesifikasi bahan bakar, spesifikasi emisi, dan spesifikasi keamanan,” ujarnya.

Menperin menambahkan, selain Australia dan Asia, Indonesia juga telah mampu menembus pasar ekspor otomotif di benua Amerika dan Afrika.

“Dengan rantai nilai yang terbentang luas, industri otomotif nasional memiliki nilai power linkage sebesar Rp35 triliun dan backward linkage sebesar Rp43 triliun di tahun 2021. Toyota sendiri nilai power linkage-nya Rp19,7 triliun dan nilai backward linkage-nya sebesar Rp16,1 triliun. Jadi ini sudah hampir 40 persen dari total akumulatif dari industri manufaktur yang dikembangkan oleh Toyota,” ujarnya.

Agus menyampaikan, pihaknya bertekad untuk memacu sektor industri untuk meningkatkan investasi, nilai tambah, dan juga perluasan ekspor termasuk membuka pasar-pasar ekspor baru.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Perundingan RCEP Tidak Perlu Dilanjutkan

JAKARTA-Koalisi masyarakat Sipil Indonesia untuk Keadilan Ekonomi mendesak Pemerintah Indonesia

Investor Lokal Didorong Beli Bank Mutiara

JAKARTA-Pemerintah tampaknya lebih mendorong investor lokal untuk memiliki saham PT