JAKARTA-Budayawan Radhar Panca Dahana menyesalkan pemilu yang dilaksanakan selama ini telah dikhianati oleh partai politik yang menelan biaya mencapai Rp 350 triliun. “Pemilu berbiaya tinggi dengan uang rakyat sampai Rp 330 triliun itu jelas menghancurkan dan mendistorsi kekuatan kultural bangsa ini,” katanya dalam diskusi dialog kenegaraan “Gegap-Gempita Pesta Demokrasi – Catatan Kritis Pemilu 9 April 2014” di Gedung DPD Jakarta, Rabu (16/4).
Belum lagi biaya iklan, kata Dosen FISIP UI ini, lalu ditambah lagi survei, partai, dan tim sukses lainnya. “Jumlah itu bisa untuk memberi beasiswa seluruh mahasiswa Indonesia selama 40 tahun, dan akan melahirkan manusia-manusia unggul ke depan,” katanya.
Padahal, kata dia, apabila dikalkulasi uang sebesar itu bisa digunakan untuk membangun jalan tol dari Aceh hingga ke Lampung di Pulau Sumatera, juga pembangunan rel ganda se Pulau Kalimantan dan se Pulau Sulawesi. “Dan, itu bisa menggratiskan biaya kuliah mahasiswa gratis di seluruh perguruan tinggi di Indonesia selama 40 tahun,” bebernya.
Sebagai solusinya, Radhar menjelaskan sebenarnya penyelenggaraan pemilu yang menelan biaya besar itu bisa memberi kemanfaatan bagi rakyat banyak apabila rakyat melakukan upaya kekuatan sendiri melawan oligarki parpol seperti yang dilakukan rakyat di Venezuela .