Warga Sihaporas Adakan Tradisi Adat Berdoa Agar Terhindar Virus Corona

Kamis 27 Mei 2021, 1 : 39 am
by
Masyarakat dari Lembaga Adat Keturunan Ompu Mamontang Laut Ambarita Sihaporas (Lamtoras) menyelenggarakan acara tradisi dan ritual Mombang Boru Sipitu Sundut di pintu masuk atau gerbang Nagori (Desa) Sihaporas, Kecamatan Pamatang Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Selasa (25/5/2021).

SIMALUNGUN-Puluhan aktivis mahasiswa dari Kelompok Cipayung antara lain perwakilan GMKI, GMNI dan PMII menghadiri acara tradisi adat batak yang diselenggarakan Lamtoras di Dusun Lumban Ambarita Sihaporas, Desa/Nagori Sihaporas, Kecamatan Pamatang Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Selasa (25/5/2021).

Masyarakat dari Lembaga Adat Keturunan Ompu Mamontang Laut Ambarita Sihaporas (Lamtoras) menyelenggarakan acara tradisi dan ritual bernama Mombang Boru Sipitu Sundut di dekat gerbang masuk-keluar Desa/Nagori Sihaporas.

“Tradisi adat Mombang Boru Sipitu Sundut ini merupakan ritual atau doa kepada Debata Mulajadi Nabolon, Tuhan Yang Mahaesa untuk memohon Kesehatan. Kita beroda terutama agar terhindar dari tertularnya sakit-penyakit virus Corona yang sedang terjadi di seluruh dunia,”ujar tetua adat Lamtoras Sihaporas yang memimpin acara dan merangkap Wakil Ketua Umum Lamtoras, Mangitua Ambarita (65 tahun).

Mangitua alias Ompu Morris Ambarita seorang penganut Katolik, menambahkan, ritual Mombang Boru Sipitu Sundut, sekaligus doa meminta keberhasilan bagi para pekerja atau pegawai, semakin larisnya barang jualan pedagang, serta kesuburan pertanian dan peternakan para petani.

“Mombang Mombang Boru Sipitu Sundut ini adalah satu dari tujuh tradisi adat batak yang diwariskan Ompung Mamongtang Laut Ambarita di Sihaporas. Tradisi ini mirip dengan Manganjab. Bedanya, Mombang Boru Sipitu Sundut dilaksnaakan di harbangan (gerbang) masuk ke kampung, Adapun Manganjab diadakan di ladang,”kata Mangitua yang menjabat vorhanger gereja Stasi Santo Yohanes Pembaptis saat dikriminalisasi PT TPL pada 6 Septembr 2004 dan vonis kurungan/penjara dua tahun.

Tampak di lokasi acara, Ketua Umum Lamtoras Judin Ambarita (Ompu Sampe Ambarita), kakek 76 tahun.

Juga hadir Tenaga Ahli Kementeri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi untuk Wilayah Kabupaten Simalungun Royani br Harahap dan Kapolsek Sidamanik AKP Ely Nababan bersama tim dan pegiat adat dari Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN).

“Kita patur dukung dan lestarikan acara Mombang Boru Sipitu Sundut, tradisi adat yang dilaksanakan Lamtoras. Ini adalah kearifan lokal masyarakat, doa kepada Allah Swt, Tuhan yang Maha Kuasa,” ujar Royani br Harahap.

Dua ibu tua, duduk di hadapan tetua adat. Keduanya, menurut Mangitua, menjadi media hasoropan, kesurupan atau trance, mirip kerauhan dalam budaya adat Bali.

Mereka adalah Nai Noveana br Ambarita (72 tahun) medium untuk Raja Sisimangaraja, dan Ompu Rosna Br Bakkara raga hasoropan Ompu Mamontang Laut Ambarita.

Puluhan mahasiswa aktivis organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) Kelompok Cipayung turut hadir.

Misalnya, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Siantar Hexa Hutapea, Ketua Badan Pengurus Cabang (BPC) Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Pematangsiantar-Simalungun Juwita T Panjaitan, aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Siantar – Simalungun Hendri Y Putra.

Tradisi Mombang Boru Sipitu Sundut tampak dipersiapkan warga sejak pagi.

Mereka antara lain menumbuk beras untuk menghasilkan tepung, selanjutnya diolah menjadi itak, berbahas beras campur kelapa dan gula.

Tampak juga ‘parhobas’ atau petugas memotong seekor kambing bulu warna putih, ayam jantan beberapa ekor seperti bulu putih, mirah/meras dan jaumbosi (warna-warni/lurik).

Dedaunan dari alam seperti daun sirih, daun pisang, bebungaan, bambu, jeruk purut, tebu serta buah-buahan.

Lalu janur enau atau aren, diikatkan di pagar, seputar lokasi di tepi jalan ketibaan di kampung. Wadah anyaman bambu berhias janur dan dedanunan sirih yang digunakan warga sebagai perlengkapan doa, disematkan pada pilinan ijuk.

Wadah itulah yang dinamai mombang, kemudian dikerek ke ujung bambu, setinggi kurang lebih 5 meter.

“Kita panjatkan doa-doa kita kepada Debata Mulajadi Nabolon, Tuhan Yang Maha Kuasa, semoga kira sehat-sehat dan panjang umur. Jauh sial dan sakit penyakit, berhasil segala pertanian dan urusan. Horas… Horas… Horas…” ujar Mangitua Ambarita, mengakhiri acara tepat pukul 15.45 WIB.

7 Tradisi Batak

Masyarakat Sihaporas rutin menjalankan 7 tradisi Batak warisan Ompu Mamontang Laut Ambarita.

Pertama, Patarias Debata Mulajadi Nabolon, yaitu tradisi berupa pesta adat untuk memuliakan dan menyampaikan puji-pujian Debata Mulajadi Nabolon, Tuhan Yang Maha Esa.

Komentar

Your email address will not be published.

Don't Miss

UPT Labkesda Kota Tangsel Tutup Sementara Layanan Pemeriksaan Sampel Covid-19

TANGERANG-Pelayanan Teknis (UPT) Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Tangerang Selatan,

Pembinaan Supporter Bola Terhambat Ketersediaan Anggaran

JAKARTA-Kasus tewasnya supporter Jakmania, Haringga menjadi perhatian DPR. Karena itu