Sedangkan eskpor hasil pertambangan dan lainnya turun 13,78%.
Ekspor nonmigas Juli 2023 terbesar adalah ke Tiongkok, yaitu US$4,93 miliar, disusul Amerika Serikat US$2,03 miliar dan India US$1,82
miliar.
Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa masing-masing US$3,60 miliar dan US$1,27 miliar.
Sementara itu, nilai impor Indonesia pada Juli 2023 mencapai US$19,57
miliar, naik 14,10% dibandingkan Juni 2023, atau turun 8,32% jika
dibandingkan dengan Juli 2022.
Menurut siaran BPS tersebut, impor nonmigas Juli 2023 mencapai US$16,44 miliar, naik 10,10% dibandingkan Juni 2023, atau turun 2,69% dibandingkan Juli 2022.
Adapun nilai impor migas pada Juli 2023 sebesar US$3,13 miliar, naik 40,94% dibandingkan Juni 2023, atau turun 29,70% dibandingkan Juli
2022.
Peningkatan impor golongan barang nonmigas terbesar pada Juli 2023
dibandingkan Juni 2023 adalah mesin/peralatan elektrik dan bagiannya
sebesar US$341,6 juta (17,33%).
Sementara penurunan terbesar adalah ampas dan industri makanan sebesar US$126 juta (27,91%).
Tiga negara importir nonmigas terbesar ke Indonesia selama Januari-Juli 2023 adalah Tiongkok senilai US$35,53 miliar, Jepang US$9,65 miliar, dan Thailand US$6,16 miliar.
Adapun impor nonmigas dari ASEAN senilai US$17,89 miliar dan Uni Eropa US$8,44 miliar.
Sementara menurut golongan penggunaan barang, nilai impor pada Januari-Juli 2023 dibanding periode yang sama tahun 2022, terjadi
peningkatan pada golongan barang modal senilai US$2.879,1 juta
(14,71%) dan barang konsumsi US$709,8 juta (6,36%).
Sementara impor bahan baku/penolong turun US$12.820,2 juta (12. (ANES)