Armand menegaskan, paska pelunasan utang Tranche A dari SFA, tersisa utang Tranche B dari SFA dengan total sekitar USD16 juta atau kurang lebih setara dengan Rp250 miliar yang akan jatuh tempo pada tahun 2026.
Pada tahun 2024, Perseroan tetap fokus untuk meningkatkan penjualan di kedua segmen utama bisnis Perseroan, yaitu segmen produk makanan boga bahari dan segmen bisnis pakan, baik pakan budidaya perikanan dan makanan hewan kesayangan.
Realisasi rencana capex Perseroan yang mencakup kedua lini bisnis utama Perseroan menjadi kunci pertumbuhan Perseroan karena kapasitas produksi yang terbatas.
Pelunasan hutang SFA lebih dini mengurangi beban keuangan Perseroan, sehingga penghematan biaya ini dapat digunakan untuk mendanai capex ekpansi Perseroan di bidang pengolahan makanan boga bahari dan pabrik pakan.
Armand menambahkan, dalam waktu dekat, Perseroan juga telah merencanakan untuk mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPLSLB).
Ini terkait dengan pengunduran diri Komisaris Perseroan, Mr. Michael Nacson dan Mr. Tobias Damek.