Jokowi dan Gibran Ajari Anak Muda untuk Tak Beretika

Senin 30 Okt 2023, 10 : 15 pm
by
Dr. Edi Hardum, S.IP, SH, MH

Masyarakat  sangat kecewa terhadap Jokowi dan Gibran bahkan terhadap semua keluarga Jokowi atas keputusan Gibran maju sebagai bakal Capres Prabowo.

Majunya Gibran sebagai bakal Cawapres Prabowo, menurut penulis:

Pertama, Jokowi dan Gibran mengkhianati PDIP sebagai parpol yang membesarkan, mengusung serta memenangkan Jokowi menjadi Wali Kota Solo dua periode, Gubernur DKI Jakarta dan Presiden RI dua periode.

PDIP juga merupakan parpol yang mengusung dan ikut memenangkan Gibran menjadi Wali Kota Solo serta mengusung dan memenangkan Boby Nasution, adik ipar Gibran menjadi Wali Kota Medan, Sumatera Utara.

Tidak lama seusai dipanggil Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri karena bertemu Prabowo di Solo saat Lebaran 2023 yang diduga Prabowo menawarkan Gibran menjadi calon wakilnya sebagai Presiden, Gibran menyampaikan kepada public bahwa ia tegak lurus kepada PDIP dan Ketua Umum PDIP.

Tidak hanya itu, bahkan Gibran menyampaikan pengumuman di media social Tiktok bahwa masyarakat harus coblos PDIP dan Ganjar pada Pemilu Februari 2024.

Namun, ternyata itu semua tipuan Gibran, dimana kenyataannya ia maju sebagai pendamping Prabowo yang merupakan musuh ayahnya dalam dua kali persaingan Pilpres  yakni 2009 dan 2014.

Jokowi dituduh keturunan PKI dan berijazah palsu, PDIP selalu tampil membela kakek dari Jan Ethes itu.

Kedua, majunya Gibran sebagai pendamping Prabowo, menurut penulis Jokowi dan Gibran tidak ber-etika.

Etika adalah nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

Sedangkan moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenan dengan baik dan buruk.

Penerapan norma ini sangat erat kaitannya dengan sifat baik dan buruknya individu di dalam bermasyarakat.

Etika mencakup nilai yang berhubungan dengan akhlak individu terkait benar atau salahnya sesuatu hal.

Kalau Gibran beretika, Gibran meminta izin atau memberitahu kepada PDIP, paling tidak sebulan atau seminggu sebelum diumumkan parpol koalisi pendukung Prabowo untuk maju sebagi bakal Wapres Prabowo.

Namun, kenyataanya sampai saat ini Gibran belum panit serta mengembalikan kartu anggota PDIP.

Selanjutnya, kalau Jokowi taat etika tentu tidak merestui Gibran maju sebagai bakali Capres dari Prabowo, karena PDIP sendiri sudah memajukan pasangan Ganjar-Mahfud.

Jokowi harus mengakui dan menyadari akan jasa besar PDIP atas dirinya, anaknya Gibran dan menantunya Boby Nasution.

Ketiga, menurut penulis dengan maju Gibran sebagai bakal Wapres Prabowo yang direstui Jokowi yang sejak dilantik menjadi Presiden RI mendengungkan “Revolusi Mental” ini, secara tidak langsung bersama anaknya Gibran mengajarkan masyarakat Indonesia terutama anak-anak muda Indonesia untuk mengabaikan etika dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Padahal, seharusnya Jokowi sebagai Presiden RI dan Gibran sebagai Wali Kota merupakan sumber ajaran etika dan moral.

Pakar etika dan moral, Franz Magnis Seseno mengatakan, semua pejabat public termasuk anggota DPRD dan DPR merupakan sumber ajaran moral.

Rusak Wibawa Hukum

Selain masalah etika, masalah paling utama majunya Gibran sebagai bakal Wapres Prabowo adalah rusaknya wibawa Indonesia sebagai negara hukum.

Komentar

Your email address will not be published.

Don't Miss

Begini Aturan Mengintip Rekening Nasabah

JAKARTA-Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2017, tentang

Kadrun Yang Kepanasan

Kecewa Kekecewaan warga DKI kepada kinerja Anies Baswedan, terlihat dari