Kapolri Baru dan Adaptasi Tantangan

Sunday 6 Oct 2013, 3 : 40 pm
by
Politisi Golkar, Bambang Soesatyo

Benar bahwa Polri mencatat kinerja menakjubkan dalam perang melawan terorisme di dalam negeri. Menghadirkan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror merefleksikan kesigapan Mabes Polri beradaptasi dengan tantangan global dan lokal yang mulai mengemuka pada awal dekade 2.000-an. Namun, tantangan yang satu ini belum dituntaskan karena sel-sel terorisme masih berteberan di beberapa tempat. Bahkan, dalam beberapa kasus ledakan bom belum lama ini, justru fasilitas Polri yang menjadi targetnya.

Tidak hanya ancaman terorisme yang menggelisahkan. Maraknya perdagangan dan peredaran narkoba, serta Senpi Ilegal dan bom rakitan di beberapa pelosok daerah pun merongrong keamanan dan ketertiban umum. Kinerja Polri dalam menanggapi dua kejahatan ini dirasakan belum maksimal. Masyarakat bisa melihat dan merasakan bahwa peredaran narkoba cukup leluasa, sementara pasar gelap yang memperdagangkan Senpi illegal terus berlangsung.

Bukan rahasia lagi bahwa pekerjaan memberangus jaringan perdagangan dan peredaran narkoba adalah perang berkelanjutan melawan sindikat internasional. Dengan demikian, sangat jelas bahwa tantangan terkini bagi Polri bukan semata-mata memburu para pengedar yang nota bene berstatus ‘pemain’ kelas teri atau menggerebek para pemakai.

Walaupu  sudah berkali-kali polisi dan pihak berwajib lainnya berhasil menangkap pembawa narkoba di sejumlah bandara dan pelabuhan, intensitas penyelundupan narkoba masih tetap tinggi. Itu sebabnya, peredaran narkoba tetap marak di dalam negeri. Karena itu, Polri perlu mempertajam fungsi satuan tugas pemberantasan narkoba yang mampu mendeteksi pergerakan anggota jaringan sindikat narkoba internasional.  

Demi melindungi masa depan anak-anak dan generasi muda kita, tugas Polri memerangi jaringan perdagangan narkoba jangan lagi melulu difokuskan di dalam negeri. Oleh karena Indonesia sudah dijadikan target pasar oleh sindikat internasional, sudah waktunya Polri mengerahkan intelijen untuk melakukan pengintaian di luar negeri agar pencegahan di bandara atau pelabuhan menjadi lebih efektif.

Masyarakat juga berharap Polri lebih bersungguh-sungguh memberantas perdagangan Senpi illegal. Rangkaian kasus penembakan dan pembunuhan terhadap prajurit Polri akhir-akhir ini diharapkan lebih memotivasi Polri untuk benar-benar membatasi penguasaan Senpi di tangan warga sipil.

Sangat berbahaya jika penyelundupan, perdagangan dan penguasaan Senpi Ilegal di tangan warga sipil tidak diperangi. Jika semakin banyak orang merasa terancam akibat maraknya penguasaan Senpi illegal, akan semakin banyak pula orang yang terdorong untuk memiliki Senpil illegal untuk melindungi diri. Kalau sudah seperti itu kecenderungannya, keamanan dan ketertiban umum akan semakin sulit diwujudkan.
Belum lama ini, kantor Kepresidenan telah mengirim surat ke Pimpinan DPR tentang pengajuan calon tunggal untuk jabatan Kapolri pengganti Jenderal Timur Pradopo. Calon tunggal itu adalah Komjen Pol Sutarman yang kini menjabat Kabareskrim Mabes Polri. Mudah-mudahan, di bawah kepemimpinan Sutarman, Polri lebih cepat beradaptasi dengan tantangan terkini. Selamat bertugas Jenderal!

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

OJK Diminta Tingkatkan Variasi Instrumen Investasi

JAKARTA-Presiden Direktur PT Bank Central Asia (BCA) Tbk, Jahja Setiaatmadja

Ikrar Nusa Bhakti: Waspadai Permainan Angka Hasil Pemilu

Hal itu belum tentu karena dalam kontestasi Pillpres 2024 ini,