KPK Tetapkan Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi

Tuesday 16 Apr 2024, 9 : 31 am
Bupati Sidoarjo Jawa Timur Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor (tengah)

JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Bupati Sidoarjo Jawa Timur Ahmad Muhdlor Ali alias Gus MUhdlor sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pemotongan dan penerimaan uang di lingkungan Badan Pelayanan Pajak Daerah (BPPD) Kabupaten Sidoarjo.

“Ada tersangka baru dan kami konfirmasi atas pertanyaan media bahwa betul yang bersangkutan menjabat bupati di Kabupaten Sidoarjo periode 2021 sampai dengan sekarang,” kata Juru Bicara Penindakan dan Kelembagaan KPK Ali Fikri, Selasa (16/4/2024).

Menurut Ali,  penetapan tersangka ini berdasarkan pada analisa keterangan yang disampaikan para saksi dan tersangka lain, serta alat bukti yang telah dikantongi penyidik.

Hasilnya, penyidik menemukan peran dan keterlibatan pihak yang diduga turut serta dalam tindakan rasuah di lingkungan BPPD Sidoarjo.

“Atas temuan itu, dari gelar perkara yang dilakukan, disepakati adanya pihak yang dapat turut dipertanggungjawabkan di depan hukum, karena diduga menikmati aliran sejumlah uang,” kata ali.

Sebagai informasi, perkara dugaan korupsi di Sidoarjo sudah berawal dari operasi tangkap tangan (OTT) yang digelar pada 25 dan 26 Januari 2024 lalu.

Dalam operasi senyap itu tim penyidik dan penyelidik mengamankan 11 orang, termasuk sanak keluarga Gus Muhdlor.

Namun, setelah melakukan gelar perkara pada Januari itu, KPK hanya menetapkan satu orang sebagai tersangka, yakni Bendahara sekaligus Kepala Bagian Umum dan Kepegawaian BPPD Kabupaten Sidoarjo, Siska Wati yang terjaring tangkap tangan KPK pada Kamis (25/1/2024).

Dari perkembangannya, KPK kembali menetapkan tersangka kedua, yakni Ari Suryono (AS), Kepala Badan Pelayanan Pajak Daerah (BPPD) Pemkab Sidoarjo dan ditahan KPK pada Jumat (23/2/2024).

Dalam perkaranya, Ari memerintahkan Siska menghitung besaran dana insentif yang diterima para pegawai BPPD, sekaligus besaran potongan dari dana insentif yang diperuntukkan bagi kebutuhan Ari, dan lebih dominan bagi kebutuhan Bupati.

Besaran potongan antara 10-30 persen, sesuai besaran insentif yang diterima.

Supaya terkesan tertutup, Ari memerintahkan Siska agar teknis penyerahan uangnya dilakukan secara tunai, dikoordinir setiap bendahara yang telah ditunjuk yang ada di 3 bidang pajak daerah dan bagian sekretariat.

Ari aktif melakukan koordinasi dan komunikasi mengenai distribusi pemberian potongan dana insentif kepada Bupati Gus Muhdlor melalui beberapa orang kepercayaan Bupati.

Khusus pada 2023, Siska mampu mengumpulkan potongan dan penerimaan dana insentif dari para ASN sekitar Rp2,7 miliar

Gus Muhdlor sendiri sebelumnya telah diperiksa tim penyidik sebagai saksi, Jumat (16/2/2024), setelah sempat mangkir dari panggilan tim penyidik.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Sumber Waras Dari Perspektif Sistem Hukum Pengadaan Tanah

Oleh: Gabriel Mahal Salah satu perdebatan dalam masalah pengadaan tanah
THR

LPKR Catatkan Laba Bersih di 2023 Sebesar Rp50,14 Miliar

JAKARTA – PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) sepanjang 2023 membukukan