JAKARTA-Neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2014, sesuai dengan publikasi Badan Pusat Statistik (BPS), kembali mencatat surplus sehingga akan berkontribusi positif terhadap perbaikan defisit transaksi berjalan ke level yang lebih sehat. Neraca perdagangan pada Maret 2014 mencatat surplus sebesar 0,68 miliar dolar AS, setelah pada bulan sebelumnya juga mencatat surplus sebesar 0,84 miliar dolar AS. “Secara total, neraca perdagangan triwulan I 2014 mengalami surplus sebesar 1,07 miliar dolar AS,” ujar Deputi Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Hestu Wibowo di Jakarta, Jumat (2/5).
Dia mengatakan surplus neraca perdagangan pada Maret 2014 ditopang oleh peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas. Surplus neraca perdagangan nonmigas meningkat dari 1,57 miliar dolar AS pada Februari 2014 menjadi 2,05 miliar dolar AS pada Maret 2014 akibat peningkatan ekspor nonmigas sebesar 5,6% (mtm) seiring meningkatnya permintaan ekspor. Di sisi lain, impor nonmigas tercatat sedikit meningkat 1,9% (mtm), setelah pada bulan Februari 2014 terkontraksi sebesar 9,1% (mtm).
Berdasarkan komponen, jelasnya perbaikan ekspor nonmigas pada Maret 2014 terutama dipengaruhi pertumbuhan ekspor komoditas bahan bakar mineral, minyak nabati, dan mesin/peralatan listrik masing-masing sebesar 14,8% (mtm), 12,1% (mtm) dan 6,4% (mtm), serta ekspor mesin-mesin/pesawat mekanik yang kembali tumbuh positif 5,26% (mtm) setelah di Februari tumbuh negatif 24,4% (mtm). Sementara itu, kenaikan impor nonmigas Maret 2014 terutama dipengaruhi pertumbuhan impor besi & baja, plastik & barang dari plastik, dan serealia yang masing-masing naik 4,1% (mtm), 5,1% (mtm) dan 20,8% (mtm).