Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari-Februari 2024 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$5,95 miliar (14,95%), diikuti Kalimantan Timur US$4,17 miliar (10,47%), dan Jawa Timur US$3,80 miliar (9,55%).
Sementata itu Nilai impor Indonesia Februari 2024 mencapai US$18,44 miliar, turun 0,29% dibandingkan Januari 2024, naik 15,84% dibandingkan Februari 2023.
Impor migas Februari 2024 senilai US$2,98 miliar, naik 10,42% dibandingkan Januari 2024 atau naik 23,82% dibandingkan Februari 2023.
Adapun Impor nonmigas Februari 2024 senilai US$15,46 miliar, turun 2,12% dibandingkan Januari 2024, naik 14,42% dibandingkan Februari 2023.
Dari sepuluh golongan barang utama nonmigas Februari 2024, mesin/peralatan mekanis dan bagiannya mengalami penurunan terbesar senilai US$112,0 juta (3,91%) dibandingkan Januari 2024.
Sementara peningkatan terbesar adalah kendaraan dan bagiannya US$87,5 juta (13,36%).
Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-Februari 2024 adalah Tiongkok US$11,87 miliar (37,98%), Jepang US$2,24 miliar (7,17%), dan Thailand US$1,87 miliar (5,98%).
Impor nonmigas dari ASEAN US$5,54 miliar (17,73%) dan Uni Eropa US$1,92 miliar (6,15%).
Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari-Februari 2024 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada golongan barang konsumsi US$672,9 juta (22,73%), bahan baku/penolong turun US$1.087,2 juta (4,23%), dan barang modal US$812,5 juta (14,20%).