JAKARTA: Ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) menilai kondisi sosial masyarakat saat ini sedang “sakit” terlihat dari tingginya kekerasan dan kriminalitas. Kondisi ini menjadi manifestasi keadaan pemimpin bangsa sedang “sakit” sehingga membutuhkan kejernihan melihat keadaan saat ini.
Menurut salah seorang Ketua PBNU, Muyiddin Arubusman, cermin yang dibutuhkan tersebut adalah kejatuhan para pemimpin Indonesia di masa lalu akibat tidak mendengar dan memperhatikan kebutuhan masyarakat. “Masyarakat ini gambaran umum. Yang lebih parah, kalau pemimpinnya juga ‘sakit’. Manifestasi masyarakat adalah pemimpin. Kalau pemimpinnya tidak memikirkan rakyatnya, dia itu sakit. Ke depan, kita harus cari pemimpin yang rada sehat lah,” ujarnya menjelang anjangsana dengan Wakapolri Nanan di Mabes Polri, pagi ini (15/3).
Dalam pertemuan itu mantan anggota komisi IX DPR (2004-2009) asal Flores tersebut didampingi Kyai Maman Imanulhaq, tokoh muda kharismatis Jawa Barat sekaligus Majelis Aliansi Nasional Bhineka Tunggal Ika (ANBTI).
Menurut Muyiddin, seluruh lini masyarakat saat ini karut marut. “Mentalitas kita adalah budaya instan. Apa yang menjadi masalah masyarakat susah diperhatikan. Meski budaya nrimo masyarakat kita kuat, tapi itu jangan dieksploitasi. Harusnya pemimpin memperhatian kebutuhan masyarakat,” ujarnya.