OJK Rintis Kerjasama dengan FCA di Inggris

Tuesday 3 Jun 2014, 7 : 37 pm
by

LONDON-Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad melakukan pembicaraan dengan Chairman Financial Conduct Authority (FCA) John Griffith-Jones dalam kunjungan singkatnya di London pada tanggal 29 dan 30 Mei 2014. Selain menemui Chairman FCA, Muliaman Hadad juga melakukan pertemuan dengan Andrew Bailey selaku Deputy Governor for Prudential Regulation and Chief Executive Officer of the Prudential Regulation Authority (PRA).

Kepada kedua pemimpin otoritas pengawasan di Inggris tersebut, Ketua DK-OJK menyampaikan sekilas mengenai  OJK yang sesuai amanat UU memiliki kewenangan melakukan pengawasan di sektor perbankan, industri keuangan non-bank dan pasar modal serta memberikan perlindungan kepada kepentingan konsumen keuangan dan masyarakat.

Dalam pembicaraan antara Ketua DK-OJK Muliaman D. Hadad dengan Chairman FCA John Griffith-Jones dibahas mengenai rencana OJK ke depan memperkuat aspek pengawasan market conduct selain dari pengawasan prudential. Chairman FCA menerima delegasi OJK yang menurut pandangannya, Indonesia sebagai anggota G-20 memiliki kapasitas ekonomi yang cukup besar. Selanjutnya John Griffith-Jones juga bertukar pengalaman dengan Muliaman D. Hadad sebagai kelanjutan pembahasan intensif sebelumnya antara Tim Teknis OJK dengan Pejabat FCA. John Griffith-Jones menyampaikan arti penting pengawasan market conduct setelah pemisahan pengawasan prudential yang dilakukan oleh subsidiary dari Bank of England – PRA.

Chairman FCA John Griffith-Jones menyampaikan kondisi saat pengawasan dilakukan satu atap dalam FSA, yang akhirnya saat ini dipisah menjadi FCA dan PRA karena ada perbedaan fokus antara pengawasan conduct and prudential. Menurutnya, pengawasan prudential senantiasa mengedepankan analisa kuantitatif sementara conduct berada di area psikologis yang memanfaatkan kemampuan investigatif.

Adanya perbedaan fokus ini dapat menimbulkan konflik antara keduanya yang tidak dapat dihindarkan. Tantangan ini yang menurut John Griffith-Jones akan dihadapi oleh OJK yang melakukan pengawasan terintegrasi.

Pengawasan conduct yang dilakukan oleh FCA menekankan kepada tiga aspek penting sebagai outcomes, yaitu (1) protecting the customer; (2) enhancing competition; dan (3) maintaining the integrity of the market.

Dalam pertemuan itu juga disampaikan kemampuan Intelligence sangat diperlukan dalam pengawasan market conduct. Hal ini diperlukan untuk memastikan konsumen diperlakukan dengan baik dan meyakinkan bahwa lembaga keuangan memilih sasaran nasabah yang sesuai dalam kegiatan pemasaran produk dan jasa keuangan. Peranan Intelligence lainnya adalah  dalam meminimalisir dampak kerugian yang lebih besar di masa yang akan datang, apabila otoritas dapat melakukan langkah-langkah preventif secara cepat dan tepat.

Sementara untuk mendapatkan dukungan dalam pelaksanaan tugasnya, FCA juga bekerja sama dengan media dan memanfaatkan informasi dan analisa yang media miliki untuk bisa mengungkap berbagai hal yang terjadi di masyarakat yang berhubungan dengan kemungkinan adanya misconduct dalam bisnis keuangan.

John Griffith-Jones juga menyampaikan bahwa FCA akan senantiasa memberikan dukungan kepada OJK, misalnya dalam hal peningkatan kemampuan pengawasan serta keterlibatan aktif dalam acara seminar dan forum lain yang akan diadakan oleh OJK.

Sementara dalam pertemuan dengan CEO dengan Andrew Bailey Deputy Governor for Prudential Regulation and Chief Executive Officer of the Prudential Regulation Authority (PRA), Ketua OJK selain memperkenalkan diri, juga menyampaikan tugas dan fungsi OJK yang melaksanakan baik tugas sebagai otoritas pengawasan prudentian maupun market conduct. Belajar dari pengalaman merupakan hal yang terbaik bagi OJK agar dapat beroperasi dengan baik.

Muliaman D. Hadad melakukan pembahasan mengenai kerjasama pengawasan host and home supervision terhadap bank nasional yang beroperasi di wilayah yurisdiksi baik di Inggris maupun Indonesia. Dalam kesempatan pertemuan yang juga dihadiri oleh direktur overseas bank PRA menyampaikan beberapa hal mengenai kondisi dan strategi usaha dari dua bank nasional yang beroperasi di London. Kedua belah pihak menyampaikan bahwa perbankan di masing-masing negara telah beroperasi dengan baik dan memberikan kontribusi terhadap perekonomian setempat. Namun demikian, mekanisme pertukaran informasi harus senantiasa dilakukan untuk meningkatkan efektifitas pengawasan.

Dalam kunjungan ini, Andrew Bailey menyampaikan bahwa pasca krisis keuangan tahun 2008 telah ada bentuk yang jelas mengenai perbedaan antara pengawasan berbasis kepatuhan dan pengawasan berbasis market conduct. Dengan demikian, deskripsi tugas yang jelas telah tercipta antara FCA dan PRA. PRA dapat lebih fokus dan tajam melihat kondisi keuangan institusi keuangan dan menyerahkan pengawasan aspek market conduct kepada FCA. Koordinasi dari kedua institusi ini melalui pertukaran informasi untuk level teknis (supervisory colleges) maupun dalam forum Financial Policy Commitee(FPC) untuk level kebijakan.

Selanjutnya dalam arahannya kepada Tim Teknis, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad meminta akselerasi pelaksanaan tugas di Bidang EPK dengan mengkomunikasikan dengan baik hal yang telah dilakukan dan melanjutkan rencana edukasi, pengembangan produk untuk peningkatan akses dan pengawasan market conduct. Terkait dengan kajian pelaksanaan pengawasan market conduct, Muliaman mengharapkan Task Force dan Direktorat Perencanaan Organisasi OJK paralel dengan konsultan organisasi dapat mengajukan rencananya kepada Dewan Komisioner

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Mendagri Instruksikan Kepala Daerah Awasi Pungli Bansos

JAKARTA-Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo telah mengeluarkan Instruksi Mendagri

Jokowi Resmikan Bandara Panua Pohuwato di Kabupayen Pohuwato Gorontalo

JAKARTA – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bandar Udara