JAKARTA-Penangkapan terhadap 7 orang, di mana 5 di antaranya warga Republik Rakyat China (RRC) di Lanud Halim Perdanakususma Jakarta Timur, Selasa (26/4) lalu mencurigakan. Persoalan ini sangat serius mengingat 5 pekerja asal China tersebut ternyata ‘penyusup’ karena tidak ada ikatan kerja dengan PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) yang tengah mengerjakan pekerjaan proyek kereta cepat di sekitar lokasi tersebut. “Kasus penyusupan tenaga kerja (naker) China yang tanpa dokumen resmi telah melakukan kegiatan ilegal di daerah Halim Perdana Kusumah yang mana daerah itu adalah daerah kekuasaan militer TNI AU jangan dianggap remeh. Penyusupan itu semakin mencurigakan ketika rilis dari PT KCIC yang menyatakan tidak ada kegiatan terkait kereta api cepat di Halim dan belum adanya ijin resmi dari TNI AU terkait penggunaan lahan Halim untuk kereta api cepat,” ujar Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia Ferdinand Hutahaean di Jakarta, Minggu(1/5).
Menurutnya, penyusupan naker China ini tidak boleh dianggab masalah sepele. Sebab, patut dicurigai aktifitas tersebut terkait dengan spionase (mata-mata).
Karena itu, dia meminta pemerintah mengirimkan nota protes keras kepada China atas aksi warga negatanya di Indonesia. Persoalan ini tidak bisa didiamkan.