JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu (6/3) diperkirakan melemah tipis karena kekhawatiran pelaku pasar terhadap kondisi perekonomian zona euro dan permasalahan politik di Italia.
“Rupiah diperdagangkan dikisaran antara 9.680 – 9.700 per dollar Amerika Serikat (AS),” ujar analis valas PT Harvest Futures International, Tonny Mariano di Jakarta, Selasa (5/3).
Menurut dia, rupiah tertekan oleh sentimen negative, baik yang datang dari dalam maupun luar negeri.
Dari eskternal kata dia, rupiah kembali berada dalam teritory negatif terhadap dollar AS setelah pelaku pasar merespons berita pemangkasan belanja, yang berarti akan berlakunya automatic spending cut senilai 85 miliar dollar AS.
Pemangkasan anggaran ini cukup mengkhawatirkan pelaku pasar karena akan menghambat laju pemulihan ekonominya. Hal ini membuat investor lebih memegang dolar AS ketimbang mata uang lain sebagai safe haven.
“Dampaknya, rupiah mengalami tekanan hebat sepanjang perdagangan,” urai dia.
Selain itu, jelas dia, data penurunan manufaktur China turut memberikan dampak negative terhadap rupiah.
Apalagi pemerintah Cina akan memberlakukan kenaikan uang muka dan suku bunga pinjaman pembelian properti yang bisa berakibat pada turunnya kinerja sektor properti.