Rupiah Tertekan, Najib: BI Sudah Melakukan Antisipasi

Thursday 20 Oct 2022, 7 : 15 pm
Nilai tukar rupiah tertekan
Ahmad Najib Qodratullah

JAKARTA-Keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan BI 7-day Reverse Repo Rate (DRRR) sebesar 50 basis poin atau 0,50 persen menjadi 4,75 persen dinilai sebagai langkah yang bijak.

Sehingga kenaikkan suku bunga itu akan mengurangi tingkat depresiasi, yang membantu mengurangi tekanan inflasi dari produk impor.

“Tekanan pasar keuangan cukup kuat akhir-akhir ini, sehingga perlu sinergitas antara BI dan pemerintah,” kata Anggota Komisi XI DPR Fraksi PAN, Ahmad Najib Qodratullah kepada wartawan di Jakarta, Kamis (20/10/2022).

Disinggung apakah kebijakan BI terkait antisipasi resesi ekonomi global, Politisi PAN ini mengatakan bahwa pemerintah yang lebih paham soal itu.

“Saya tidak memiliki kompetensi untuk menyebut kalau sekarang kita memasuki masa resesi, karena pemerintahlah yang perlu menyatakan hal tersebut,” ujarnya.

Namun, lanjut Najib, kalau melihat data pertumbuhan ekonomi yang masih tumbuh positif, maka masih dalam posisi terhindar dari resesi.

“Saya rasa kita tidak dalam resesi. Kemudian melihat data inflasi terakhir, masih dalam posisi aman. Hanya perlu ekstra hati hati saja, terutama sektor energi dan pangan,” terangnya.

Meski begitu, Mantan Ketua DPW PAN Jawa Barat ini tetap mengingatkan dan pemerintah tidak boleh lengah.

“Resesi global perlu terus kita waspadai sekaligus antisipasi yang tepat terhadap beberapa hal,” ucapnya.

Terkait untuk rupiah sendiri banyak faktor yang bisa mempengaruhi, sambung Legislator dari Dapil Jawa Barat II, bahwa menjelang akhir tahun 2022 dimana demand valas meningkat.

“Tentu, saya rasa BI sudah dan sedang mengantisipasinya,” tegasnya lagi.

Yang tidak kalah penting lagi, kata Najib, pemerintah saat ini perlu menjaga harga-harga komoditas kemudian memastikan daya beli masyarakat tetap terjaga.

“Keterjangkauan masyarakat terhadap harga komoditas menjadi salah satu kunci menjaga inflasi,” imbuhnya.

Ditempat terpisah, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengumumkan BI memutuskan untuk menaikkan BI 7-day Reverse Repo Rate (DRRR) sebesar 50 basis poin atau 0,50 persen menjadi 4,75 persen.

Dengan demikian, suku bunga deposit facility naik 50 bps menjadi 4 persen dan lending facility naik 50 bps menjadi 5,5 persen.

“RDG BI pada tangga 19-20 Oktober 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7DRRR sebesar 50 bps menjadi 4,75 persen,” ujarnya, Kamis (20/10/2022).

Perry mengatakan, keputusan kenaikan suku bunga tersebut sebagai antisipasi untuk menurunkan ekspektasi inflasi dan memastikan inflasi inti kembali ke sasaran 3 persen plus minus 1 persen pada paruh kedua tahun 2023.

Selain itu, keputusan ini juga untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya akibat akibat semakin kuatnya mata uang dollar AS dan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global di tengah peningkatan permintaan ekonomi domestik yang tetap kuat.

“Keputusan kenaikan suku bunga tersebut sebagai langkah front loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini terlalu tinggi atau over shooting,” ucap Perry.

Sebagai informasi, kebijakan kenaikan suku bunga oleh BI telah dilakukan ketiga kalinya, setelah pada Agustus dan September lalu BI telah menaikan suku bunga acuan masing-masing sebesar 25 bps dan 50 bps. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

ITS Resmi Berstatus PTN-BH

SURABAYA – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya telah resmi berstatus

BTN Bantu Taman Bacaan Anak

JAKARTA-PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk memberikan bantuan Corporate Social