Awas, Bahaya Ikut-ikutan Investasi

Saturday 25 Sep 2021, 3 : 27 pm
by
Perekonomian yang mulai menggeliat, didukung oleh faktor global dan domestik, membuka peluang yang besar bagi para investor untuk mendulang keuntungan
Krizia Maulana, Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI)

Oleh: Krizia Maulana

Sejak beberapa waktu lalu mulai marak cerita sukses trading saham di media sosial.

Hal ini menggelitik banyak orang untuk ikut membeli saham, sebagian memang sudah paham mengenai saham, namun sebagian lagi sekedar ikut-ikutan belaka.

Jumlah investor pasar modal pun menunjukkan peningkatan, dari sekitar 3,9 juta investor pada akhir tahun lalu menjadi sekitar 6,1 juta investor pada akhir Agustus 2021 atau meningkat sekitar 57,2% dalam tujuh bulan pertama tahun ini.

Bagi yang sekedar ikut-ikutan, berikut pesan dari Krizia Maulana, Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI):

“Latah ikut-ikutan membeli efek saham secara langsung tanpa dibekali pengetahuan yang cukup bisa membuat tingkat stress meningkat dan keuangan berantakan”.

Lebih lanjut Krizia memberikan penjelasan tentang profil risiko, pentingnya mengelola risiko, dan sarana investasi di pasar saham.

Mengenal profil risiko

Profil risiko adalah tingkat toleransi seorang individu terhadap risiko yang siap ia tanggung.

Baca juga :  MPR Harus Kembalikan Pancasila Jadi Asas Tunggal

Umumnya, profil risiko seseorang akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti usia, tingkat pengetahuan tentang investasi, serta jumlah aset dan kewajibannya.

Seorang individu dengan jumlah aset yang besar dan kewajiban yang kecil memiliki kemampuan yang relatif besar untuk mengambil risiko.

Sebaliknya, individu dengan aset yang kecil dan kewajiban yang besar akan cenderung kurang memiliki kemampuan dalam menanggung risiko.

Selain itu, kesiapan menanggung risiko kerap dikaitkan dengan usia.

Investor di usia muda cenderung siap mengambil risiko tinggi, sementara yang berusia lanjut cenderung menghindari risiko. Kemampuan dan kesiapan menanggung risiko tidak selalu sejalan.

Oleh karena itu, sebelum melakukan investasi, sebaiknya calon investor mengisi kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan relevan untuk membantu mengetahui profil risikonya.

Kelola risiko

Dalam kehidupan sehari-hari kita dihadapkan pada berbagai risiko. Misalnya saat berkendara di jalan raya. Begitu pula dalam investasi, ada risiko yang harus dihadapi.

Baca juga :  Pidato Jokowi Hambar di Akhir Masa Jabatan

Jika setiap risiko dikelola dengan baik, kita bisa menikmati hasil yang bermanfaat bagi kehidupan kita. Risiko harus dikelola, bukan dihindari.

Ikut-ikutan investasi secara langsung di saham, apalagi trading saham, tanpa bekal pengetahuan yang mumpuni bisa diibaratkan seperti ikut tren berkendara dengan mobil sport di jalan raya berbekal kemampuan menyetir yang minimal atau bahkan tanpa bekal kemampuan sama sekali.

Akibatnya, risiko terjadi kecelakaan akan sangat besar.

Investasi secara langsung di saham memang memiliki potensi keuntungan yang tinggi, tetapi juga dibarengi oleh risiko yang tinggi. Kuasai dulu ilmunya agar bisa mengelola risiko dengan baik.

 Sarana investasi di pasar saham

Untuk meminimalisir risiko investasi di efek saham, silakan manfaatkan reksa dana saham.

Dalam sebuah reksa dana saham terdapat koleksi saham dari berbagai perusahaan yang sudah dipilih secara ketat oleh portofolio manajer dengan dukungan tim riset.

Baca juga :  Gojek Vs Pertamina

Diversifikasi saham dalam sebuah produk reksa dana akan meminimalisir risiko investasi dan membantu meningkatkan potensi imbal hasil investasi.

Sebagai gambaran, imbal hasil reksa dana Manulife Saham Andalan (MSA) tercatat sebesar 26,13% YTD Agustus 2021, jauh melampaui tolok ukurnya yaitu IDX80 yang mencatatkan kinerja negatif sebesar -8,27%.

Peluang investasi pada pasar modal bisa dimanfaatkan oleh siapa pun.

Namun pemilihan kendaraan investasi yang tepat, disesuaikan dengan profil risiko masing-masing, akan membuat hati menjadi lebih tenang.

Mencocokkan investasi kita dengan tujuan investasi juga penting karena jika tidak, investasi kita bisa jadi terlalu berisiko, atau justru malah jadi terlalu konservatif sehingga kita kehilangan potensi optimal pertumbuhannya.

Investasi jangan sekedar ikut-ikutan.

Penulis adalah Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) di Jakarta

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari BeritaMoneter.com. Mari bergabung di Channel Telegram "BeritaMoneter.com", caranya klik link https://t.me/beritamoneter, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca juga berita kami di:

gatti

Adalah jurnalis senior yang memiliki spesialisasi dalam membuat analisis ekonomi dan politik.

Komentar


HI THERE!

Eu qui dicat praesent iracundia, fierent partiendo referrentur ne est, ius ea falli dolor copiosae. Usu atqui veniam ea, his oportere facilisis suscipiantur ei. Qui in meliore conceptam, nam esse option eu. Oratio voluptatibus ex vel.

Wawancara

BANNER

Berita Populer

Don't Miss

BUMN Harus Kelola Blok Mahakam

JAKARTA-Lembaga kajian energi dan sumber daya mineral, Indonesian Resources Studies

Yuri: Kasus Sembuh COVID-19 Lebih Banyak Dilaporkan Daerah

JAKARTA-Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Achmad Yurianto mengungkapkan pasien sembuh