JAKARTA-Pemerintah terkesan cuma mau menunjukkan kesigapannya dalam penyaluran dana kompensasi BBM bersubsidi, yakni Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) kepada penerima. “Kalau pembagian BLSM kali ini, mau sok cepat, memang cepat, tapi banyak yang ditolak penerima, karena merasa tidak berhak menerima. Ini jelas terlihat semua karena didasari oleh kepentingan politik, bukan untuk pembagian kepada rakyat dengan baik,” kata pengamat kebijakan public, Andrinof Chaniago dalam diskusi “Carut Marut Pembagian BLSM” bersama anggota Komisi VIII DPR Tb Ace Hasanuddin (F-PG) dan Refrizal (F-PKS).
Menurut Andrinof, penyaluran BLSM 2013 sangat amburadul. Karena menggunakan data lama yang belum diverifikasi dengan benar. “Kali ini memang sangat buruk, masih lebih baik pembagian BLT pada 2008 silam. Saat itu ada data yang baik, ada sosialisasi, dan persiapan cukup waktu,” ujarnya
Apalagi, sambung Dosen FISIP UI ini, BLSM kali ini tidak ada sosialisasi. “klan-iklan di teve atau koran yang disampaikan pemerintah, bukan untuk sosialisasi, tapi untuk mengubah pikiran, pemakai BBM saat ini tidak tepat sasaran, karena 60% digunakan oleh orang kaya,” terangnya.
Celakanya, para pejabat pemerintah saat ini terpaksa meninggalkan sejumlah pekerjaannya. Karena harus mengurus penyaluran BLSM yang amburadul. Kondisi seperti ini jelas makin mengurangi kecepatan pemerintah dalam menjalankan roda pembangunan yang sekarang ini sudah lamban. “Pejabat, termasuk sejumlah menteri, terpaksa disibukkan oleh buruknya penyelenggaraan BLSM,” ucapnya