Catatan Netizen di Balik Putusan Pengadilan Kasus Pembunuhan Engeline (Bagian I)

Friday 11 Mar 2016, 11 : 54 am
by
  • Saksi Frangky cs, Calista, Susiani Handono mengatakan bahwa Engeline sering mengalami kekerasan  yang puncaknya kekerasan tgl 15 mei 2015 di mana saat itu ada darah dari telinga dan hidung Engeline.  ======1) Yang mulia, logisnya dimana coba? Seorang anak kecil dengan tubuh kurus dipukuli dengan bambu sampai pecah tidak ada cedera apapun (patah tulang dll), bekas luka hilang seketika dan hari itu Engeline tetap sekolah. Dan ke mana saja mereka selama ini? Mengapa mereka tidak melaporkannya ke polisi saat menyaksikan seorang anak kecil mendapat penganiayaan yang sudah di luar batas kemanusiaan? Alasan-alasan yang mereka ajukan mengapa mereka membiarkan penganiayaan itu pun sangat tidak logis dan cenderung dipaksakan. Keterangan pasutri Handono +Susiani tentang darah kekuar dari hidung dan telinga tanggal 15 mei pun mendengar dari Agus, yang pada persidangan mengatakan karena Engeline cerita – yang sudah meninggal kita tidak bisa lagi menanyakannya– dipukul sama mamanya, tetapi aneh bin ajaib pada pledoi pribadinya mengatakan hanya pernah melihat sekali itu, dan tidak pernah melihat kekerasan dilakukan MM . 2)Soal darah dari telinga dan hidung ===>Bukankah udah jelas bohong yang mulia ?? Bapak ke mana aja waktu dr.Djaja memberikan kesaksian yang sudah dengan sangat jelas mengatakan bahwa darah yang keluar dari telinga hanya dimungkinkan kalau tulang dasar tengkorak Engeline retak yang mengakibatkan pendarahan dalam otak yang hebat dimana secara logis, korban yang mengalami pendarahan di otak tidak akan sanggup beraktifitas ( dalam keadaan tidak sadarkan diri). Dan selain itu adanya pendarahan di telinga hanya bisa disebabkan adanya luka terbuka di kepala. Bukankah tidak ditemukan luka terbuka pada kepala Engeline sesuai hasil visum? Hal tersebut sekaligus mematahkan keterangan Agus yang hanya berupa sebuah kebohongan semata yang mengatakan bahwa tgl 15 mei 2015 Engeline tidak masuk sekolah dan MM seharian di rumah. Faktanya adalah tanggal 15 tersebut Engeline masih sekolah sesuai keterangan gurunya Engeline, Sri karyani juga kepala sekolahnya I Ketut Ruta, diperkuat dengan keterangan pasangan M halki dan istrinya Musrah yang masih melihat Engeline di jalan raya berseragam sekolah dalam keadaan baik-baik saja dan juga keterangan MM dan masih sempat belanja ke Lotte Mart bersama Engeline sepulang MM menjemputnya dari sekolah,yang mana hal tersebut bisa dibuktikan dengan adanya nota  struk belanjaan seperti yang sudah di lampirkan dalam pledoi.

Bahwa menurut pasal 185 (6) KUHAP, Dalam menilai kebenaran keterangan seorang saksi, Hakim harus dengan sungguh-sungguh memperhatikan :
a). Persesuaian antara keterangan saksi satu dengan yang lain.
b). Persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti lain.
c). Alasan yang mungkin dipergunakan oleh saksi untuk memberi keterangan yang tertentu.
d). Cara hidup dan kesusilaan saksi serta segala sesuatu yang pada umumnya dapat mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itu dipercaya.

Dan dalam mencari kebenaran kesaksian AT harus memperhatikan kesesuaiannya dengan keterangan saksi dan alat bukti lainnya dan juga alasan yang mungkin dipergunakan dalam memberi keterangan tertentu. Dan mengingat status AT sebelumnya adalah juga selain terdakwa dalam perkara yang sama, dulunya juga adalah tersangka pelaku tunggal pembunuhan Engeline maka sangat dimungkinkan motivasi AT memberikan keterangan tersebut adalah sekedar mencari kambing hitam untuk melimpahkan kesalahannya pada MM.

  • Untuk menutupi ketidakmampuannya merawat Engeline, MM memutuskan membunuh Engeline karena mengembalikannya ke orang tua kandung Engeline tidak mungkin di lakukan. ===OMG, di mana majelis hakim memperoleh kesimpulan sedangkal ini? Teori warisan tidak mempan langsung diajukan teori paling absurd dan merupakan penghinaan kepada naluri keibuan seorang wanita. Serendah itukah martabat seorang ibu, Yang Mulia Majelis hakim? Karena   tidak mampu merawat anaknya jadi lebih baik anak tersebut di bunuh saja?? Pertimbangan apa yang membuat majelis hakim mengatakan MM tidak mungkin mengembalikan Engeline ke orang tua kandungnya? Lihat dalam video kemarahan MM meledak sewaktu Ariest merdeka mengancam MM akan mengambil Engeline begitu Engeline  ditemukan, MM yang tadinya tenang langsung histeris mendengar itu. Apakah Yang Mulia Hakim melihat hal tersebut hanya sebuah teater? Bagaimana dengan anjing pelacak yang diminta MM sejak hari pertama dan sudah divalidasi tim buser di persidangan? settingan?? Jadi bagaimana seharusnya sikap ibu yang panik kehilangan anaknya kalau ada orang mengancam akan mengambil anaknya tersebut begitu ditemukan? Senyum datar dan pasrah?? Huffh!!??
  • MM menutupi ketidakmampuan ekonomi karena ada sms pertengkaran dengan Yvone antara 9 dan 13 mei 2015, sehingga dalam kondisi keuangan seperti itu orang bisa tidak terkontrol emosinya sehingga Engeline dihabisi karena dianggap menjadi sumber masalah ekonomi. ========= Bukti sms antara Yvonne dan MM dijadikan sebagai alasan pemicu emosi MM yang tidak  terkendali selain terlalu berlebihan juga terlalu dipaksakan karena pertengkaran antara keduanya adalah pertengkaran antara ibu dan anak yang bisa terjadi pada siapa saja, lagipula bukankah bukan sekali itu saja mereka marah-marahan dalam sms? Kenapa harus saat itu menjadi korban pelampiasan kemarahan MM setelah marah-marahanan dengan anaknya Yvonne di sms? Mengapa harus menyakini sebuah alasan yang tidak logis, kalau alasan AT yang sudah sangat jelas mengakui menganiaya, memperkosa dan membunuh Engeline karena AT sakit hati pada MM karena merasa sering di marahi MM dan karena AT marah sewaktu Engeline menolak di setubuhinya, jaaaauh lebih logis dan terutama bersesuaian dengan hasil visum et repertum, justru diragukan oleh Yang Mulia Majelis Hakim?? Kalau alasan ekonomi bisa membuat emosi seorang ibu tidak tidak terkontrol, berapakah jumlah korban anak-anak yang telah meninggal di Indonesia selama ini karena dibunuh oleh ibu (ortu) mereka? Bukankah kemiskinan dan masalah ekonomi adalah fenomena sehari-hari yang masih banyak di alami sebagian besar penduduk di Indonesia??

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

The Untold Story: KOPASSUS UNTUK INDONESIA

Komandan Kopassus ke-12, Letjen TNI (Purn) Tarub berujar, “Kami tidak

Kawendra Mundur Sebagai Jubir Sandiaga Uno

JAKARTA- Juru Bicara Sandiaga Uno Kawendra Lukistian, yang telah bertugas