Catatan Netizen di Balik Putusan Pengadilan Kasus Pembunuhan Engeline (Bagian I)

Friday 11 Mar 2016, 11 : 54 am
by
  • Skenario korban hilang merupakan kamuflase ======== Sebuah kesimpulan sepihak yang sangat konyol, bagaimana mungkin kalau benar seseorang telah membunuh anaknya sendiri dan menguburkannya di halaman belakang rumahnya sampai membuat skenario anak hilang sebagai upaya kamuflase? Bukankah skenario anak hilang dengan melaporkannya ke polisi dan mengeksposkannya secara besar-besaran di media justru akan membuat dirinya sendiri dan keluarganya menjadi sorotan media dan mendapat perhatian publik? Logisnya orang yang merasa bersalah justru akan menghindari sorotan dari media dan publik karena mereka pastinya menyembunyikan sesuatu?  Faktanya MM dan anak-anaknya langsung lapor polisi, membuat Facebook Page tentang hilangnya Engeline, menyebar selebaran hilangnya Engeline, dengan harapan supaya Engeline yang mereka kira hilang karena diculik tersebut segera ditemukan. Dalam pemikiran mereka, semakin banyak disebar berita hilangnya Engeline semakin cepat Engeline ditemukan, karena semakin banyak yang mengetahui akan semakin banyak yang memperhatikan. Dan sejujurnya ini adalah sebuah pemikiran yang sangat logis dan tidak berlebihan bukan??
  • Cerita pria berambut panjang, mencurigai tukang gas adalah skenario, faktanya mayat terkubur dalam rumah ========= Sebagai seorang ibu yang sangat putus asa, kecurigaan MM bisa dikatakan agak membabibuta, harusnya dimaklumi, namanya juga kehilangan anak, segala kemungkinan yang saat itu terlintas di kepalanya, dipikirkannya secara serius. Lagipula kecurigaannya pada tukang gas bukan tanpa alasan karena sesuai pengakuan MM tukang gas tersebut sering menggoda Engeline, ‘Engeline cantik ya’.
  • Laporan pada polisi tentang hilangnya Engeline sebelum 24 jam merupakan bagian perencanaan terkait penghilangan nyawa Engeline. ======Oh, bukankah justru sebaliknya, justru aneh kalau ada orang tua yang kehilangan anaknya semenjak siang tidak lapor polisi kalau sampai malam anaknya tersebut belum kembali?? Mungkin peraturannya memang baru lapor setelah hilang 24 jam belum kembali, tapi sangat logis sebagai ibu MM kuatir kehilangan anak yang masih kecil, jadi dalam pikirannya semakin cepat lapor semakin bagus, dengan harapan polisi melakukan aksi cepat supaya Engeline cepat ditemukan. Kalau lapor polisi karena kehilangan anak dicurigai sebagai skenario, akan ada banyak orangtua yang takut melapor jika anaknya hilang.
  • Lilitan tali, sundutan rokok, dan pada bungkusan mayat Engeline ditemukan pakaian dan celana jeans milik AT, adalah upaya MM untuk mengarahkan bahwa pelaku pembunuhan adalah bukan dirinya. ===== Saya rasa Agus yang selalu pintar berkelit di pengadilan dan selalu berusaha melempar kesalahan pada orang lain, tidak akan menuruti begitu saja permintaan MM untuk menguburkan pakaiannya bersama jenasah Engeline. Seperti keterangan AT sebelumnya hal itu dilakukan sesuai kepercayaannya supaya tidak diganggu oleh arwah Engeline (ada rasa takut karena merasa bersalah).
  • Pembauran bau mayat dengan bau kotoran ayam adalah hanya bisa dilakukan oleh orang dengan kemampuan dan kecerdasan tinggi cocok dengan kepribadian MM. =====Bukankah AT yang mengakui telah menaruh kotoran ayam di atas kuburan Engeline? Berarti AT sangat cerdas dong??
  • Membasahi mayat dengan air merupakan pemahaman tingkat tinggi agar bau hilang ====== Pemahaman tingkat tinggi? Selama persidangan kita telah menyaksikan sendiri keterangan MM bukanlah keterangan orang dengan pemahaman tingkat tinggi. Dia tidak membela dirinya dengan maksimal dengan mempergunakan ataupun mempertimbangkan kesaksian saksi-saksi lain yang dihadirkan, bahkan cenderung mempersulit dirinya sendiri dengan memberikan jawaban yang sekenanya. Berbeda dengan AT yang dengan sangat pintarnya, tahu mempergunakan keterangan saksi-saksi lain yang dihadirkan dalam mencari alibi ataupun dalam upaya memperingan hukuman yang akan dijatuhkan pada dirinya. Jadi siapa yang mampu melakukan pemahaman tingkat tinggi AT atau MM?
  • Karena terdakwa suka menyiram halaman rumah maka terdakwalah pelaku penyiraman (selang) ====== Dalam sidang TKP sudah sangat jelas selang tersebut panjangnya tidak sampai pada lubang tempat Engeline di kuburkan. Jadi tidak bisa disimpulkan secara definif adanya penyiraman secara langsung memakai selang pada lubang tersebut. Seandainyapun korban ataupun saksi lain (Putu karyani) menyiram halaman tersebut tidak bisa langsung disimpulkan bahwa tujuannya untuk menyiram lubang tersebut. Ingat air selalu mengalir dr tempat tinggi ke tempat yang rendah, mungkin maksudnya menyiram halaman rumah untuk membersihkan kotoran ayam tapi sisa-sisa air tersebut tanpa disengaja mengalir ke lubang tempat Engeline dikuburkan karena posisinya yang lebih rendah dari tanah sekitarnya. Tidak ada satu kalipun baik dr.Dudut maupun dr.Djaja menerangkan adanya pernyataan disiram terus menerus, dikatakan mayat tersebut dalam keadaan basah minimal selama 2 minggu atau kurang lebih selama 3 minggu. Artinya pelaku penyiraman tersebut bisa siapa saja, di sengaja ataupun tidak, bisa AT, MM, ataupun pembantu yang bekerja di rumah MM. Jenis air yang membasahi jenasah pun tidak tidak diobservasi oleh labfor sehingga tidak bisa dipastikan dari mana dan apa jenis air tersebut.
  • Rumah tempat paling aman untuk membunuh, sudah direncanakan dengan matang. ====== Memang rumah adalah tempat yang paling aman untuk melakukan pembunuhan, tetapi orang yang dianggap mempunyai pemahaman tinggi tidak akan melakukan pembunuhan dengan melibatkan seorang pembantu yang baru bekerja 2 bulan untuk turut menyaksikan pembunuhan tersebut. Dan orang yang mempunyai pemahaman tingkat tinggi akan memilih melakukan pembunuhan di lokasi yang jauh dari rumah, di tempat yang sepi dan jauh hari sebelumnya tempat tersebut sudah di observasi matang-matang kalau memang MM sudah merencanakan sebelumnya menggunakan skenario anak hilang. Jadi seandainya mayat anak tersebut di temukan dirinya tidak akan di curigai sebagai pelakunya.

Unsur Merampas Nyawa Orang Lain:

  • MM telah melakukan kebohongan publik dan memanipulasi keadaan dan karena takut perbuatanya terbongkar MM menolak untuk diperiksa kedua kalinya oleh dr.Lely Setyawati. == Bukannya menolak diperiksa karena kelelahan setelah 3 jam bincang basa basi dan disuruh menggambar?? hellooo, MM sudah 60 tahun yang mulia, bukan gadis 25 th lagi yang masih fit.
  • Baku tuding di TKP, saat AT mengatakan “gara-gara kaulah saya dipenjara,” dan kata-kata Margriet Megawe “ingat agus…kamu punya mama, punya orang tua, punya adik- adik…” dianggap sebagai ancaman. Kesimpulan Majelis hakim bahwa AT jujur dan bukan pelaku pembunuhan Engeline.====== Ancaman yang mana? Yang dimaksud MM adalah jangan begitu, bukankah kamu punya ibu juga? apakah kamu tega ibumu mengalami hal seperti dirinya, dipenjara untuk sesuatu yang tidak dilakukannya, bukankah dia mempunyai adik juga? apakah dia tega adiknya nasipnya seperti Engeline? MM bermaksud mengingatkan Agus tentang karma bukan ancaman, itulah yang terungkap di persidangan. Dan sangatlah tidak logis seorang terdakwa yang dianggap mempunyai pengetahuan tingkat tinggi dan pintar, mengancam di depan hakim. Tentang kenapa AT menuding MM pada saat sidang TKP, bukanlah sebuah kejutan. AT selama ini sangat pintar memanfaatkan situasi dan mungkin memang sudah direncanakan sebelumnya (set up). Contohnya pada saat dikunjungi anggota dewan AT berbohong tentang iming-iming 2 milyar yang katanya dijanjikan MM, wawancara di TV tentang keluar darah dari telinga dan hidung yang tidak logis sesuai dengan keterangan ahli kedokteran forensik, wawancara di tv yang mengatakan Engeline tidak sekolah yang ternyata sebuah kebohongan semata buktinya sesuai keterangan beberapa saksi Engeline sekolah, dan masih banyak kebohongan lainnya dimana intinya AT sangat pintar memanfaatkan situasi dan tidak segan-segan memberi keterangan bohong/palsu secara menyakinkan.
  • Pada pemeriksaan polygraph “apakah kamu membunuh Engeline?”menurut hasil analisa polygraph jawaban AT ‘tidak’ adalah jujur, jawaban MM ‘tidak” hasilnya tidak bisa dianalisa, hasil pemeriksaan kedua pun sama hasilnya “tidak bisa di analisa” dan ahkirnya MM menolak untuk diperiksa lagi, berdasarkan fakta tersebut majelis hakim  berpendapat bahwasanya  AT bukan pelakunya dan MM disimpulkan sebagai pelaku pembunuhan Engeline karena penolakannya sewaktu akan dilakukan pemeriksaan selanjutnya. ======Penolakan terdakwa MM untuk pemeriksaan selanjutnya sepertinya lebih karena hilangnya kepercayaan MM pada keakuratan hasil lie detector yang mana MM setelah dua kali diperiksa hasil analisanya sama yaitu “tidak bisa dianalisa”. Lagi pula tingkat keakuratan pemeriksaan polygraph/lie detector adalah sangat rendah, terbukti pada pemeriksaan Andika yang menurut hasil analisa polygraph adalah terlibat tetapi faktanya sampai dengan sekarang Andika tidak terlibat dalam kasus ini, hal ini membuktikan metode ini tidak akurat dan tidak bisa digunakan sebagai acuan. Juga menurut ahli psikologi forensik Reza Indragiri bahwasanya pemeriksaan menggunakan lie detector sudah di tinggalkan dunia internasional. Dengan demikian seharusnya hasil analisa polyangraph/lie detector tersebut harus dikesampingkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Said: Sosok Taufik Kiemas Tak Tergantikan

SURABAYA-Sosok almarhum Taufik Kiemas tidak akan tergantikan dalam dunia perpolitikan

Presiden Dapat Berhentikan Anies Baswedan

Oleh: Petrus Selestinus Presiden Jokowi sudah memerintahkan Kapolri, Panglima TNI,