Jokowi dan Pengkhianatan Agenda Reformasi ’98

Sunday 19 Nov 2023, 10 : 25 pm
by
karikatur/suarakampus.com

Ada yang kemudian marah ke saya dan bilang bahwa saya sok-sok’an, sok pahlawan dan mengata-ngatai saya ketika saya bilang mari kita gelorakan kembali Reformasi Jilid II untuk melawan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

Kata mereka ke saya, “Memangnya kamu di waktu Reformasi ’98 dimana? Jangan sok-sok’an mengajak-ngajak reformasi !”

Hei Pentel (Pendukung Jokowi Telat Mikir) ! Dengarkan: Jauh sebelum Reformasi ’98 itu saya dkk sudah terus menerus menulis dan berorasi, baik itu di pertemuan-pertemuan Mahasiswa dan Pemuda di Berlin, Bonn, Koeln, Nuernberg, Frankfurt Jerman maupun di Jakarta (Tahun 1991 sampai 1998), bahwa Rezim Soeharto harus ditumbangkan ! Bahwa multi partai harus kembali dihidupkan !

Bahwa Otonomi Daerah harus diselenggarakan ! Bahwa Dwi Fungsi ABRI (TNI) harus dicabut ! Bahwa Presiden dan Wakil Presiden harus dipilih langsung oleh rakyat ! Bahwa lembaga Yudikatif haruslah mandiri terbebas dari intervensi Eksekutif maupun Legislatif !

Bahwa MPR haruslah direfungsionalisasi ! dll.nya. apakah kalian mengerti sejarah tentang semua itu, hingga kalian bisa menikmati apa yang dahulu kami dkk. perjuangkan dengan resiko bertarung nyawa?!.

Semua agenda perjuangan itu kemudian kami rangkum dengan tiga kata, lawan Sentralisme, Militerisme dan Oteriterianisme !.

Belakangan menjelang detik-detik Reformasi ’98, teman-teman seperjuangan lainnya menggantinya dengan istilah Anti KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).

Namun pada prinsip dan realitanya, agenda perjuangan kami itu sama, dan direalisasikan setelah Rezim Soeharto tumbang.

Memperhatikan dan merenungkan perjuangan kami dulu itu sebegitu keras dan beratnya, sampai mengorbankan banyak waktu, tenaga, air mata dan darah, tentunya saya dkk. sekarang ini kesalnya bukan main, karena dipikir-pikir kok apa yang dilakukan oleh Jokowi ini sudah mulai menjurus pada hal-hal yang dahulu kami lawan mati-matian.

Di tahun 1998 itu kami melihat kota-kota terbakar, manusia-manusianya juga banyak yang mati terbakar.

Teman-teman seperjuangan sebelumnya juga banyak yang diculik oleh orang yang sekarang jadi Capres dan didampingi anaknya Jokowi, juga didukung oleh teman-teman yang dahulu diculiknya namun sudah jadi orang-orang kaya.

 Lalu perasaan kalian, jika kalian saat ini jadi saya dan melihat fenomena ini semua bagaimana?

Diamkah? Terus menerus memuji Jokowikah? Tentu tidak bukan?

Saya menjadi bagian dari rakyat yang terluka bukan karena saya iri melihat teman sesama Aktivis ’98, yang dahulu berjuang bersama saya dan sering saya anterin pakai motor kemana-mana sebelum dia diculik sekarang sudah jadi pejabat, tidak. Bukan itu alasannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

CSR BTN Bantu Korban Longsor Sumedang

JAKARTA-PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk terjun langsung memberikan bantuan

Pelaku Dalam Video Syur Bisa Jadi Bukan Gisel

Oleh: Dr. Solichul Huda,M.Kom Maraknya pemberitaan dan analisis para pakar