Kasus SKK Migas dan Kenyamanan Istana

Monday 27 Jan 2014, 1 : 18 pm
by
Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo

Uang sogok yang akumulasinya setara Rp 12 miliar itu merupakan balas jasa atas kesediaan dan keberanian Rudi mengatur lelang terbatas minyak mentah dan kondensat bagian negara di SKK Migas.

Caranya adalah menyingkirkan 29 perusahaan lain yang menjadi pesaing empat perusahaan yang dikendalikan Widodo.

Di pengadilan Tipikor, diungkapkan bahwa ada enam pekerjaan yang dilakukan Rudi setelah menerima sogokan Widodo.

Antara lain, memenangkan Fossus Energy Ltd dalam lelang kondensat Senipah bagian negara, Juni dan Juli 2013.

Juga menyetujui penggantian kargo pengangkut minyak mentah Grissik Mix bagian negara periode Februari sampai Juli 2013 untuk Fossus Energy Ltd.

Pekerjaan lainnya adalah menggabungkan lelang minyak mentah Minas/SLC dan kondensat Senipah Agustus 2013, dan menyetujui Fossus Energy Ltd sebagai pemenang lelang minyak mentah Minas/SLC dan kondensat Senipah periode Juli sampai Agustus 2013.

Rudi juga bersedia menggabungkan tender kondensat Senipah dan minyak mentah Duri untuk periode September-Oktober 2013, serta menunda pelaksanaan tender Kondensat Senipah periode September-Oktober 2013.

Laksanakan Perintah

Pernah ditegaskan bahwa Rudi tidak mungkin bermain sendiri. Ini bisnis yang sangat besar.

Lihat saja, hanya untuk mengatur dan memenang enam lelang, total uang sogoknya bisa sampai Rp 12 miliar.

Bahkan, sebuah kesaksian dalam kasus ini mengungkap bahwa melalui perantaranya, Rudi pernah menerima uang dari pengusaha lain sebesar 700 ribu dolar AS atau setara Rp 8,3 miliar.

Kalau kemudian Rudi berani mengatur lelang untuk kepentingan Widodo, bisa dipastikan bahwa pejabat di atas Rudi atau pemberi perintah hanya siap terima bersih agar tenang dan nyaman.

Siapa yang memerintah Rudi? Jawabannya  bergantung pada keberanian Rudi, dan mungkin juga Waryono.

Maka, perlu disimak lagi pengakuan dan penuturan Devi Ardi yang sudah menjadi fakta persidangan.

Dia hanya pelatih golf Rudi, tetapi diberi kepercayaan untuk mengambil dan mendistribusikan uang sogok.

Menurut Devi Ardi, Widodo bertutur mengenai hubungannya dengan sejumlah pejabat di lingkaran istana, seperti Sekretaris Kabinet Dipo Alam dan putra Presiden SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas.

“Dia main di SKK Migas. Ada 7 perusahaan, ada jaringan ke Istana, DPR, dan Dipo Alam,” ujar Devi Ardi saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta dengan terdakwa Simon Gunawan Tanjaya, akhir November 2013.

Kepada Devi Ardi, Widodo juga menjelaskan bahwa sebagai Kepala SKK Migas, Rudi harus menjalin hubungan baik dengan Widodo, karena hal itu bisa membuat pihak istana tenang.

“Kalau Rudi berhubungan baik dengan Widodo, itu akan membuat buat Ibas dan Istana tenang,” kata Devi Ardi menirukan pernyataan Widodo.

Hingga pekan ketiga Januari 2014, ketajaman pisau penyelidikan KPK dalam kasus ini sudah lebih dari cukup.

Tetapi masih tajam ke bawah. Jangan lupa bahwa publik sangat mahfum kalau model kasus seperti suap Kepala SKK Migas itu selalu melibatkan kekuasaan yang lebih besar, bukan sekadar seorang kepala SKK Migas atau Sekjen ESDM sekali pun.

Maka, wajar jika berkembang harapan agar pisau penyelidikan KPK dalam kasus ini juga bisa tajam ke atas. Penuturan Devi Ardi itulah pijakannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Capres Belum Usulkan Penegakkan Hukum Secara Konkrit

JAKARTA-Program capres-cawapres dinilai tidak ada yang mengedepankan penegakkan hukum secara

Terima Delegasi China, Fahri Minta Akses Pariwisata ke Xinjiang

JAKARTA – Wakil Ketua DPR RI Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra),