“Gaya komunikasi politiknya dalam debat kemarin telah melampaui batas kapasitasnya sebagai anak muda. Kita melihat dinamika politik hari ini sebagai teknologi baru yang bisa saja mendisrupsi teknologi lama,” jelasnya.
Meski ia juga mengakui bahwa di awal-awal, terbosoan itu ditolak karena sulit menerima cara baru.
“Tapi nyatanya tidak butuh waktu yang lama, semua ikut merasakan kemudahan dan dampak positif, dan saat ini Indonesia membutuhkan kemajuan yang cepat, profesional, dan kreatif dari tangan-tangan pemimpin muda. Kekuasaan hanyalah instrumen, bukan tujuan, dan gibran adalah disprupsi dalam politik kekuasaan itu sendiri,” tandasnya.