Jaga Finansial dan Jiwa Saat Terkena Kanker

Senin 28 Des 2020, 11 : 06 am
by
ILUSTRASI

Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa/Psikiater Ciputra Hospital Citra Raya, dr.Titah Rahayu, Sp.KJ mengatakan bahwa diagnosa kanker dapat menyebabkan kondisi distress dan berakhir pada berbagai gangguan psikiatri, salah satunya adalah depresi.

Terjadinya depresi bukan hanya saat seseorang terdiagnosa kanker, dapat juga sebagai bagian dari perjalanan kanker itu sendiri, dan dampak dari pengobatan kemoterapi.

“Secara umum, gejala utama depresi menampilkan sedikitnya 2 gejala utama berupa sedih, kehilangan minat dan atau mudah lelah ditambah sedikitnya 2 gejala tambahan berupa gangguan tidur, gangguan makan, gangguan konsentrasi, menurunnya harga diri, perasaan bersalah, putus asa dan pesimis, berbicara tentang kematian bahkan munculnya ide bunuh diri. Depresi dapat ditegakkan bila kondisi tersebut terjadi sedikitnya 2 minggu,” sebut dr.Titah.

Reaksi pasien setelah terdiagnosa kanker dan dalam masa pengobatan kanker dapat berbeda-beda dan bersifat individual.

Mulai dari pasrah, berjuang untuk sembuh hingga kondisi distress.

Hal ini dapat disebabkan oleh karena kondisi finansial pasien yang kurang memadai, tingkat pendidikan yang secara tidak langsung memengaruhi pemahaman tentang kanker, matang tidaknya pertahanan mental pasien, tingkat spiritualitas pasien, hingga cara petugas kesehatan saat menyampaikan hasil diagnosa atau perkembangan sakit pasien (breaking bad news).

Dr. Titah menyarankan agar pasien mengalihkan rasa nyeri dan tidak nyaman dengan berbagai hal positif, seperti berolahraga teratur, tidur yang teratur 7-8 jam (menerapkan sleep hygiene), mengonsumsi makanan sehat dan alami, dan menghindari lingkungan yang tinggi polusi/ radikal bebas.

Upaya lain yang tidak kalah pentingnya dapat berupa melakukan relaksasi pernafasan, melakukan kegiatan yang menyenangkan dan meningkatkan kadar spiritual.

Seringkali berkumpul bersama survivor cancer dapat membuat pasien bertukar pengalaman, bertukar pikiran, dan saling menguatkan.

Pasien dan keluarga jangan ragu berkunjung ke psikiater atau Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa bila terdapat gejala-gejala depresi.

Hal ini dimaksudkan pasien dan keluarga dapat berdiskusi dengan orang yang tepat mengenai kondisi psikis pasien, karena deteksi dini gejala depresi dan gangguan psikiatrik lain dapat meningkatkan kualitas hidup yang sangat amat bermakna untuk pasien kanker.

Distress akibat kanker ternyata tidak hanya terjadi pada pasien, tetapi bisa dialami juga oleh keluarga pasien.

Padahal, keluarga harus menjalankan fungsi sebagai caregiver pasien. Untuk itu, dr. Titah menyarankan agar keluarga meningkatkan pengetahuan tentang perawatan pasien kanker agar kepercayaan diri dalam pengetahuan merawat pasien meningkat dan menghindari timbulnya kecemasan.

“Keluarga harus berada dalam kondisi kondusif dan tenang agar mampu memberi dukungan pada pasien kanker. Waktu khusus disiapkan agar pasien dan anggota keluarga bisa sharing, sehingga dapat meningkatkan rasa empati dan adanya saling pengertian pada anggota keluarga. Kesedihan yang terlalu dalam tidak perlu ditampilkan, sebaliknya berbicara dengan suara rendah dan tenang, mengutamakan kenyamanan pasien dengan tidak bersikap berlebihan (overprotektif) dapat membuat pasien merasa mampu dan tidak merasa didiskriminasikan,” sebut dr. Titah.

Komentar

Your email address will not be published.

Don't Miss

BNI Investor Daily Summit 2023 Gaungkan Optimisme Pertumbuhan Ekonomi

Beberapa program strategis tersebut di antaranya transisi energi yang berkaitan

Sambut 2018, Toyota Siapkan Empat Tipe Mobil Baru

JAKARTA – Toyota Indonesia tengah mempersiapkan untuk meluncurkan setidaknya empat sampai