Kata Ulama: Bagi Umat Islam, Haram Hukumnya Pilih Capres Pelanggar HAM

Wednesday 10 Jan 2024, 11 : 59 pm
Lembaga Peradaban Luhur (LPL) dan Forum Bahtsul Masail Kebangsaan (FBMK) menyelenggarakan Diskusi atau Bahtsul Masail "Apa Hukumnya Memilih Pemimpin Yang Merupakan Pelaku Pelanggaran HAM?” di Kopi Dari Hati, Grand Panglima Polim, Jakarta Selatan, Rabu (10/01/2024)

JAKARTA-Umat Islam Indonesia harus selektif dalam memilih calon presiden di Pilpres 2024 mendatang.

Sebab, presiden yang terpilih nanti akan menjadi pemimpin yang menentukan nasib bangsa ini ke depan.

Secara ideal perwakilan dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi DKI Jakarta, Kiai Sulaiman Rohimin , pemimpin yang dipilih harus memiliki 4 sifat yang diajarkan Rosulullah SAW, yakni sidiq, amanah, tablig, dan Fatonah.

Karenanya, dia berpesan kepada masyarakat, terutama umat Islam, untuk memilih pemimpin yang sesuai dengan ajaran Islam.

“Karena prinsip dasarnya mendukung kejahatan adalah kejahatan, maka memilih pemimpin bermasalah dengan HAM adalah haram. Karena pemimpin itu pertanggungjawabannya sampai di akhirat,” paparnya disela-sela Diskusi atau Bahtsul Masail  “Apa Hukumnya Memilih Pemimpin Yang Merupakan Pelaku Pelanggaran HAM?” di Kopi Dari Hati, Grand Panglima Polim, Jakarta Selatan, Rabu (10/01/2024).

Diskusi ini digagas Lembaga Peradaban Luhur (LPL) dan Forum Bahtsul Masail Kebangsaan (FBMK).

Diskusi ini menghadirkan narasumber Prof. Dr. Yayan Sopyan, S.H., M.Ag , Guru Besar Fakultas Hukum dan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; KH Sulaiman Rohimin, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi DKI Jakarta; dan KH Abdullah Albarkah, Forum Bahtsul Masail Kebangsaan (FBMK) dengan moderator Yusuf MARS.

Sementara itu, Guru Besar Fakultas Hukum dan Ahli Hukum Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Prof Dr Yayan Sopiyan mengungkapkan, Islam adalah agama yang sempurna.

Agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan, termasuk imamah atau kepemimpinan.

“Wajib sholat ada imamnya. Kalau hidup cuma bertiga harus ada salah satu jadi pemimpinnya. Mending dipimpin oleh pemimpin yang zhalim ketimbang tidak ada pemimpin sama sekali,” jelasnya.

Prof Yayan mengatakan, memilih pemimpin harus hati-hati.

“Karena ini wajib. Pemimpin akan menentukan ulil amri. Bagi saya memilih pemimpin seperti memilih sebuah hadits yang akan dijadikan dasar hukum,” ujarnya seraya menceritakan ketika Imam Bukhori melakukan perjalanan dari Uzbekistan dan dibohongi oleh seorang syeh.

Menurutnya, Imam Bukhori tidak menerima syeh ini karena sudah menipu.

“Kepada keledai saja berani menipu, ini potensi untuk berbohong,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Pemkot Tangsel Naikkan Anggaran Covid-19 Hingga Rp 147 Miliar

TANGERANG-Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel), kembali menaikan anggaran penanganan dan

Kuartal I-2014, Kredit Danamon Tumbuh 16% Jadi Rp136 Triliun

JAKARTA-Kinerja keuangan kuartal I-2014 PT Bank Danamon Indonesia, Tbk sangat