“Panggilan untuk bertumbuh menuju kesempurnaan kesucian, bertumbuh untuk mencapai kesempurnaan kasih, dan kepenuhan hidup kristiani siapapun kita,” tuturnya.
Ketua KWI itu berkisah bahwa di Jakarta dirinya sering berjumpa dengan para missionaris yang baru kembali tanah misi di luar negeri bahkan dari tempat misi yang berbahaya.
Mereka diutus ke sebuah daerah konflik, dan itu banya sekali.
“Kita juga boleh berbangga karena sejumlah tarekat religius internasional dipimpin oleh religius asal Indonesia. Dan sangat menarrik juga tidak sedikit imam, bruder, suster yang berasal dari keluarga muslim, tidak sedikit juga yang merupakan anak tunggal di dalam keluarga. Tidak sedikit pula yang beerasal dari keluarga kaya raya tapi karena merasa makna hidupnya tidak terdapat di dalam kekayaan melainkan di dalam pelayanan, tidak sedikit saudara kita para imam, biarawan-biarawati yang berasal dari keluarga yang secara material secara duniawi sudah sangat mapan,” beber Kardinal Suharyo.
.
Meski demikian, Kardinal berpesan agar semua umat katolik Indonesia tidak boleh tinggal dalam rasa bangga karena tidak sedikit juga tanda-tanda sebaliknya.
Dia kemudian mencontohkan calon religius laki-laki untuk bruder yang sangat jauh berkurang .
Wilayah yang dulu dianggap “subur” sekarang tidak lagi, akibat perkembangan jaman perkembangan nilai-nilai yang dijunjung dalam kehidupan orang beriman sekarang banyak menghadapi tantangan dan semakin kompleks.