Menakar Objektivitas Hasil Survey

Pertanyaan seperti ini tidak ada maksud sedikit pun untuk meragukan validitas metode dan hasil survey dari dua lembaga survey yang memprediksi Paslon 02 Prabowo Gibran bakal meraih 51% suara atau setidak-tidaknya mendekati angka tersebut.

Penulis berpendapat bahwa Pilpres 2024 sulit dimenangkan oleh salah satu paslon dalam satu putaran.

Pilpres tetap terlaksana dalam dua putaran. Sebab persentase yang didapat melalui hasil survey itu hanya menggambarkan persepsi preferensi pilihan para responden. Belum mencerminkan realitas sebenarnya.

Lagi pula, klaim bakal menang satu putaran oleh Paslon 02 Prabowo Gibran tersebut seolah-olah hendak mengatakan bahwa tim Paslon 01 dan Paslon 03 tidur pulas, tidak bekerja keras untuk pemenangan.

Semua tim pemenangan masing-masing paslon pasti bekerja keras dan mempunyai hasil survey internal yang berbeda dengan hasil survey dari lembaga-lembaga survey tersebut.

Persepsi sering berbanding terbalik dengan realitas. Sebab, angka-angka persentasi yang dirilis itu tidak menggambarkan kenyataan sebenarnya saat coblos tanggal 14 Februari 2024.

Lembaga-lembaga survey itu juga belum memasukkan faktor sentiment negatif  akibat pernyataan sikap para akademisi di berbagai kampus dan demo mahasiswa yang kini semarak menjelang hari pencoblosan.

Dugaan praktek nepotisme, politik dinasti yang mengabaikan etika moral, bergaung kencang saat ini.

Jika prediksi penulis terbukti bahwa Paslon 02 Prabowo Gibran tidak mungkin menang satu putaran, maka klaim tingkat kepuasan masyarakat atas kinerja Presiden Jokowi pun tidak terbukti alias omong kosong, atau setidak-tidaknya hasil survey itu patut dipersoalkan validitasnya.

Paslon 02 Tumbang di Putaran Kedua

Jika Pilpres 2024 berjalan dua putaran maka penulis memprediksi Paslon 02 Prabowo Gibran pasti akan terjungkal alias kalah telak di putaran kedua.