Petrus melihat, pada Pilpres kali ini Polri bersikap beda dan aneh soal netralitas.
Padahal pernyataan seorang Aiman Witjaksono, Jubir TPN Ganjar Pranowo sebagai sesuatu yang positif dan harus diterima sebagai kritik dan masukan.
Apalagi UU Polri sendiri sudah tegaskan bahwa Pori tidak boleh berpolitik praktis.
“Itu artinya Aiman Witjaksono mengingatkan Polri agar ingat netralitas dalam Pemilu 2024 sesuai Perintah UU. Karena itu jika Polri bersikap salah tingkah, grogi dan tergagap-gagap menghadapi komentar Aiman terkait ada oknum Polri tidak netral dalam Pemilu 2024, berarti Polri telah terjebak dalam cawe-cawe Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Jokowi menjadi Cawapres?.
PROTES KERAS DAN HENTIKAN
Untuk itu Advokat-Advokat TPDI dan PEREKAT NUSANTARA, menyampaikan protes keras dan meminta agar KAPOLRI menghentikan langkah Polda Metro Jaya memproses penyelidikan terhadap Aiman Witjaksono.
“Lebih baik KAPOLRI melakukan pembenahan ke dalam. Jadikan pernyataan Aiman Witjaksosno sebagai masukan untuk Polri berbenah,” terangnya.
Petrus menegaskan Kapolri harus bertanggung jawab, jika ada anak buahnya tidak bisa menjaga netralitas.
“Jangan biarkan oknum Polri merusak profesionalisme Polri hanya karena ingin loyal kepada Presiden Jokowi tetapi keblabasan sampai ikut cawe-cawe dukung Gibran R. Raka, putra Jokowi menjadi Cawapres,” tuturnya.