Sebagai contoh, obligasi negara ritel SR019 dengan tenor 3 tahun dan 5 tahun, nilai kuponnya akan di kisaran 6,00% dan 6,50% (masih ada pajak 10% yang dikenakan dari kupon yang diberikan).
Tingkat risiko
Risiko ketika berinvestasi pada reksa dana pendapatan tetap terkait dengan kinerja pasar dan portofolio yang dikelola oleh manajer investasi.
Kondisi pasar disini mencakup kondisi ekonomi global dan domestik yang akan mempengaruhi tingkat suku bunga bank sentral, serta dinamika pasokan obligasi yang ada di pasar yang mempengaruhi pergerakan harga.
Dari sisi risiko gagal bayar, obligasi korporasi tentu lebih berisiko dibandingkan SBN.
Dari penjelasan di atas, tentunya pembaca sudah memiliki pertimbangan tersendiri dalam memilih reksa dana pendapatan tetap atau SBN sebagai salah satu portofolio investasi.
Pemilihan sebaiknya disesuaikan dengan kondisi dan juga kemampuan finansial masing-masing investor.
Untuk yang memiliki banyak waktu dan pengetahuan yang cukup, SBN bisa dijadikan salah satu pilihan.
Namun bagi yang tidak, reksa dana pendapatan tetap dengan modal investasi yang minimal, beragam efek portofolio, dan dikelola oleh manajer investasi yang berpengalaman, dapat dijadikan pilihan.
Penulis adalah Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) di Jakarta