JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa (14/5) diperkirakan kembali melemah karena minimnya sentimen positif di pasar uang, baik yang berasal dari domestik maupun eskternal.
“Rupiah diperkirakan berada di level 9.740-9.750 per dollar AS,” ujar analis valas PT Bank Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta, Senin (13/5).
Menurut dia, kondisi eksternal yang belum membaik terus menekan rupiah.
Kondisi ini berbarengan dengan menguatnya mata uang dollar Amerika Serikat (AS) terhadap semua mata uang utama, terutama mata uang Yen Jepang.
Pelemahan yen hingga di atas level 100 per dollar AS kata dia memicu superioritas mata uang dollar AS terhadap mata uang regional.
Mata uang yen terus melemah mencapai 101,8 per dollar AS atau 15 persen dibanding posisi tahun sebelumnya (year on year).
Pelemahan yen sebagai konsekuensi kebijakan pemerintah Jepang yang ingin mengejar inflasi 2 persen sampai akhir tahun dengan cara terus membombardir pasar dengan stimulus.
Di sisi lain, pelemahan mata uang dilakukan untuk meningkatkan kinerja ekspor.
Dan imbasnya menekan rupiah.
“Rupiah melemah terhadap dollar AS,” kata dia.
Dari domestik sendiri jelas dia, sentimen positif masih minim sekali. Bahkan sentimen negatif masih terjadi seiring dengan penurunan outlook Indonesia oleh S&P.